
Cairnya gletser di Pegunungan Alpen telah mengungkap kisah menakjubkan tentang manusia dari 5.000 tahun lalu, termasuk sosok seorang pendaki berusia sekitar 40-an tahun yang dikenal sebagai Ötzi. Laporan yang dipublikasikan oleh BBC, Rabu (2/4/2025), menjelaskan bahwa Ötzi memiliki ciri fisik yang khas, termasuk tatto, mata cokelat, dan rambut hitam yang menipis. Dia mendaki gunung setinggi 3.000 meter di wilayah yang kini merupakan perbatasan Italia dan Austria.
Ötzi mengenakan pakaian yang cukup kaya, terdiri dari mantel bulu kambing bergaris, topi bulu beruang, dan sepatu dengan sol kulit beruang. Meskipun secara genetik cenderung mengalami obesitas, gaya hidup aktifnya membuatnya tetap bugar dan berotot. Namun, dia juga menghadapi beberapa masalah kesehatan, termasuk gangguan pada perut dan lutut, yang tidak menghalanginya untuk mendaki gunung.
Ketika mayatnya ditemukan, ia tergeletak di es dan salju selama ribuan tahun. Penemuan tersebut mengungkapkan lebih dari sekadar jasad; perlengkapan Ötzi yang luar biasa meliputi busur dan anak panah yang belum selesai, kapak tembaga, jamur obat, dan bahkan dua kompor portabel. Dengan penemuan ini, para ilmuwan memperkirakan bahwa saat menjelang kematiannya, Ötzi berusaha untuk menyeberangi punggung bukit, di mana ia ditusuk oleh sebuah anak panah yang memutus urat nadinya.
Sementara gletser mencair lebih cepat akibat pemanasan global, banyak temuan arkeologis lainnya juga terlihat, mengarah pada pembentukan bidang ilmu baru: arkeologi glasial. Studi yang semakin banyak dilakukan mengungkapkan detail-detail penting tentang perjalanan manusia, inovasi teknologi, hingga situasi konflik di pegunungan tinggi pada masa lampau. Thomas Reitmaier, Direktur Layanan Arkeologi Kanton Grisons di Swiss, menunjukkan bahwa gletser yang menyimpan artefak dan jenazah ini dapat “memuntahkan” kembali penemuan-penemuan tersebut saat massa es bergerak.
Dalam beberapa dekade terakhir, telah ditemukan banyak temuan mendalam yang mengungkap cara hidup manusia purba. Salah satu penemuan yang menggugah adalah sepatu salju tertua di dunia yang berasal dari hampir 6.000 tahun lalu. Rute perjalanan di pegunungan Alpen pada zaman kuno diketahui tidak banyak berubah, menunjukkan bahwa orang-orang telah menjelajahi dan melintasi rute-rute tersebut selama ribuan tahun.
Penemuan terkenal lainnya adalah dari seorang perempuan muda yang meninggal tenggelam di Swiss pada abad ke-17. Dia ditemukan kembali pada akhir 1980-an dengan perlengkapan sederhana, yang menunjukkan bahwa gletser berfungsi sebagai penutup bagi orang-orang yang hilang selama berabad-abad.
Ötzi, yang dijuluki berdasarkan nama daerah tempat ia ditemukan, memberikan perspektif baru dalam dunia arkeologi. Dengan penemuan ini, para ilmuwan bisa belajar mengenai pola migrasi, kehidupan sehari-hari, serta alat yang digunakan manusia prasejarah. Analisis genetik menunjukkan bahwa Ötzi memiliki predisposisi terhadap obesitas dan diabetes, tetapi gaya hidup aktifnya mengimbanginya. Penelitian tentang tanaman dan hewan yang ia kumpulkan juga memberikan informasi mengenai bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan mereka.
Dalam museum di Bolzano, Italia, berbagai peralatan dan perlengkapan milik Ötzi juga dipamerkan, mengungkap kreativitas dan teknologi tinggi masyarakat pada masa itu. Misalnya, sepatu yang diciptakan dengan desain canggih untuk mendaki pegunungan, menunjukkan kesadaran akan kebutuhan dan kesiapan untuk mengeksplorasi medan berat tersebut.
Ternyata, penemuan glasial ini bukan semata-mata sebuah peristiwa unik; mereka membuka jendela waktu yang menghubungkan kita dengan kisah-kisah manusia purba. Dengan setiap jasad dan artefak yang muncul dari dalam es, kita menggali kembali ke dalam sejarah panjang umat manusia dan terus belajar mengenai kecerdasan serta kemampuan bertahan hidup mereka di lingkungan yang keras.