
Ilmuwan di seluruh dunia sedang dihebohkan dengan klaim kontroversial yang menyatakan bahwa manusia adalah hasil hibridisasi antara babi dan simpanse. Klaim ini diungkapkan oleh Eugene M McCarthy, seorang pakar hibridisasi dan doktor dalam bidang genetika dari University of Georgia. Penjelasan ini muncul dalam sebuah postingan di blog pribadinya, memicu perdebatan di kalangan komunitas ilmiah.
Dalam keterangan yang diberikan, McCarthy menyatakan bahwa pada zaman purba, hewan yang mirip dengan simpanse atau bonobo diduga telah melakukan perkawinan silang dengan babi, menghasilkan keturunan yang akhirnya menjadi manusia. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa keturunan ini kemudian mengalami backcrossing atau kawin kembali dengan simpanse. Hal ini menimbulkan spekulasi menarik tentang bagaimana spesies manusia berevolusi.
Salah satu poin yang diungkapkan oleh McCarthy adalah bahwa manusia sebenarnya mirip dengan “simpanse yang memanjang”, dengan ciri-ciri tertentu yang diserap dari babi, seperti rendahnya jumlah bulu pada tubuh dan penambahan lemak. Ia juga berpendapat bahwa daging manusia punya rasa serupa dengan daging babi. Ini adalah pernyataan yang cukup mengejutkan dan bisa dianalisis lebih lanjut dari sudut pandang biologis.
McCarthy mencatat sejumlah kesamaan biologis antara manusia, simpanse, dan babi, antara lain:
- Hidung: Ketiga spesies memiliki hidung yang bertulang rawan.
- Bulu mata: Ketebalan bulu mata yang serupa.
- Ginjal: Struktur ginjal yang multi-piramidal.
- Kulit: Kulit manusia yang telanjang, mirip dengan babi.
- Struktur pita suara: Kesamaan dalam struktur pita suara.
- Usus halus: Memiliki lipatan melingkar yang sama.
- Tulang penis: Tidak adanya baculum, tulang yang terdapat pada beberapa mamalia.
Namun, gagasan ini mendapatkan respons negatif dari banyak ahli genetika dan paleoantropologi. Carl Sagan, salah satu ilmuwan terkemuka, menyatakan bahwa klaim tersebut harus didukung oleh bukti ilmiah yang kuat agar bisa dianggap serius dalam komunitas ilmiah.
Sejumlah ilmuwan berpendapat bahwa meskipun teori evolusi terus berkembang, klaim bahwa manusia merupakan campuran dari babi dan simpanse tampaknya melanggar prinsip dasar genetika dan tidak sejalan dengan bukti-bukti paleontologi yang ada. Para ahli lebih memilih untuk tetap berpegang pada garis keturunan manusia yang lebih kompleks, yang melibatkan banyak spesies purba yang berbeda.
Meskipun banyak penolakan terhadap teorinya, McCarthy terus melakukan penelitian dan pengembangan dalam upaya membuktikan idenya. Ini menunjukkan bahwa dalam ilmu pengetahuan, kontroversi dan diskusi cerdas adalah bagian dari proses penemuan yang lebih besar.
Para peneliti lain mengatakan bahwa pernyataan ini bisa menimbulkan kebingungan dan spekulasi yang tidak berdasar. Klaim yang berfokus pada asal-usul manusia dan interaksi antar spesies memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai genetika, evolusi, dan sejarah biologi manusia.
Seiring berjalannya waktu, penting bagi ilmuwan untuk terus mengeksplorasi dan membuktikan teori-teori baru dengan metode yang valid dan berbasis bukti. Kajian ilmiah harus tetap dikelola dengan hati-hati dan kritis untuk mencegah penyebaran informasi yang keliru yang bisa menggoyahkan pemahaman masyarakat tentang evolusi manusia.
Dengan fenomena ilmiah yang terus berkembang, diskusi mengenai asal-usul manusia dan pengaruh spesies lain seperti babi dan simpanse akan terus menjadi topik hangat dalam dunia penelitian dan sains modern.