Gak Ada Takut-takutnya, Vadel Badjideh Masih Nyengir Meski Dipenjara

Polres Metro Jakarta Selatan resmi menahan Vadel Badjideh terkait dengan dugaan persetubuhan dan aborsi yang melibatkan anak dari Nikita Mirzani, Laura Meizani alias Lolly. Kejadian ini memicu perhatian publik, terutama dengan tingkah laku Vadel saat konferensi pers di mana ia terlihat mengenakan baju tahanan berwarna oranye dan beberapa kali tersenyum meski situasi yang dihadapinya tergolong serius.

Vadel Badjideh terlihat santai dan bahkan nyengir saat petugas kepolisian menguraikan pokok perkara di depan awak media. Dia juga terlihat menggelengkan kepala saat Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), AKP Citra Ayu, dan Kasie Humas, Kompol Nurma Dewi, menyampaikan detail kasus yang melibatkan dirinya. Hal ini menciptakan kesan bahwa Vadel tidak menunjukkan rasa takut meskipun telah ditahan.

Kepala Unit PPA Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Citra Ayu, dalam keterangannya menegaskan, “Atas kejadian itu, NM selaku ibu kandung korban merasa dirugikan dan melaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan.” Vadel ditetapkan sebagai tersangka setelah melalui proses gelar perkara yang dilaksanakan pada 13 Februari 2025. Pengacara Vadel, Razman Arif Nasution, juga mengonfirmasi bahwa kliennya sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Kejadian ini bermula ketika Nikita Mirzani melaporkan Vadel ke pihak berwajib setelah merasa dirugikan akibat tindakan yang dilakukan terhadap putrinya. Kasus ini menjadi sorotan, mengingat Nikita sudah berjuang selama tujuh bulan lamanya untuk menuntut keadilan bagi anaknya. Pada tanggal 14 Februari 2025 malam, Kompol Nurma Dewi memberikan keterangan resmi mengenai tahapan penahanan yang telah dilakukan.

Vadel Badjideh, yang dikenali publik baik sebagai pribadi yang flamboyan, saat ditahan menunjukkan reaksi yang cukup aneh bagi banyak orang. Meskipun dalam situasi yang krusial, senyuman dan perilakunya di depan kamera menjadi sorotan media. Rasa penasaran publik akan sikap Vadel menjadi semakin tak terhindarkan, terutama setelah berita penahanannya menyebar dengan cepat di media sosial.

Insiden ini tidak hanya menyentuh aspek hukum, tetapi juga aspek emosional bagi Nikita Mirzani sebagai ibu. Melihat anaknya terluka dan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan jelas menjadi beban tersendiri. Nikita Mirzani, sembari menahan tangis, menyebutkan bahwa anaknya bukanlah anak durhaka, mengungkapkan betapa sulitnya situasi yang dihadapi mereka sebagai keluarga.

Kasus ini pun berpotensi memicu diskusi lebih lanjut mengenai perlindungan anak, terutama terkait dengan tindakan kekerasan dan pelecehan yang kerap terjadi namun jarang terungkap ke publik. Penggunaan media sosial dan berita untuk menyebarkan kesadaran tentang isu ini bisa menjadi langkah awal dalam mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.

Berita mengenai Vadel Badjideh juga menciptakan gelombang dukungan bagi Nikita Mirzani dan Lolly dari berbagai kalangan, dengan harapan keadilan dapat ditegakkan dan pelaku kejahatan terhadap anak mendapatkan hukuman yang setimpal. Kejadian ini memberi sinyal kepada masyarakat bahwa tindakan kekerasan terhadap anak harus dihentikan dan semua pihak harus bergerak bersama demi perlindungan anak.

Kendati proses hukum masih berjalan, perilaku Vadel Badjideh yang terlihat santai dan tidak menunjukkan ketakutan di hadapan publik menjadi tanda tanya besar. Apakah ini mencerminkan ketidakpedulian terhadap konsekuensi dari tindakan yang dituduhkan, ataukah ada hal lain yang berperan dalam sikapnya? Diskusi seputar kasus ini tentu masih akan berlanjut, menciptakan ruang bagi masyarakat untuk lebih memahami dan mendalami isu perlindungan anak yang kian mendesak.

Exit mobile version