
Startup chip asal Korea, FuriosaAI, membuat keputusan berani dengan menolak tawaran akuisisi senilai USD 800 juta (sekitar Rp 13,2 triliun) dari Meta Platforms Inc. Keputusan ini mencerminkan keyakinan perusahaan tersebut untuk tetap beroperasi sebagai entitas independen. Dalam pernyataan yang dirilis pada Selasa (25/3/2025) dan dilaporkan oleh Bloomberg, FuriosaAI menjelaskan bahwa mereka lebih memilih untuk fokus mengembangkan bisnis dan produknya sendiri di tengah meningkatnya minat dari raksasa teknologi global.
FuriosaAI, yang berpusat di Seoul, telah menarik perhatian pelaku industri sejak awal 2025. Perusahaan yang dipimpin oleh CEO June Paik ini mengkhususkan diri dalam pengembangan semikonduktor untuk inferensi kecerdasan buatan (AI). Produk andalan mereka, yakni prosesor generasi kedua yang dikenal dengan nama RNGD atau Renegade, dirancang untuk bersaing secara langsung dengan produk-produk dari pemain besar seperti Nvidia Corp, serta startup-stup yang juga aktif di pasar chip AI seperti Groq Inc, SambaNova Systems Inc, dan Cerebras Systems Inc.
Meta, yang saat ini berinvestasi secara signifikan dalam pengembangan infrastruktur AI, tampaknya melihat potensi besar dalam FuriosaAI. Perusahaan ini mencari cara untuk meningkatkan posisinya di pasar AI, bersaing dengan perusahaan-perusahaan terkemuka seperti OpenAI dan Google, serta startup lainnya seperti DeepSeek.
CEO Meta, Mark Zuckerberg, telah mengungkapkan rencananya untuk mengalokasikan dana sebesar USD 65 miliar pada tahun 2025 guna pengembangan infrastruktur dan tenaga kerja AI perusahaan. Zuckerberg menyatakan bahwa anggaran tersebut akan digunakan untuk membangun pusat data besar dan memperkuat tim pengembangan AI di Meta. Dalam pernyataannya kepada para investor, dia bahkan mengisyaratkan kemungkinan pengeluaran ratusan miliar dolar untuk infrastruktur AI dalam jangka panjang.
FuriosaAI, dengan semangat inovasi dan visi untuk menjadi pemimpin dalam teknologi chip AI, menunjukkan keberanian yang signifikan dengan menolak tawaran akuisisi tersebut. Langkah ini menunjukkan bahwa mereka percaya pada kemampuan mereka untuk bersaing dan berkembang di industri yang sangat kompetitif ini. Pendekatan mereka yang berfokus pada pengembangan teknologi inovatif mencerminkan tekad untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar saat ini, tetapi juga untuk memimpin dalam inovasi masa depan.
FuriosaAI bukan hanya menjadi salah satu startup yang menjanjikan di Asia, tetapi juga menambah keragaman di sektor teknologi chip global. Keputusan untuk tetap independen memberikan sinyal bahwa FuriosaAI ingin membangun identitasnya sendiri dan tidak hanya menjadi bagian dari ekosistem perusahaan besar. Hal ini berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap cara industri chip AI berkembang di masa depan.
Keputusan FuriosaAI ini mengingatkan kita pada pentingnya keberanian dan visi jangka panjang dalam berbisnis, terutama di industri teknologi yang terus berubah dengan cepat. Meski tawaran akuisisi yang menggiurkan sering kali menjadi pilihan yang menarik bagi startup, keputusan untuk menolak tawaran tersebut merupakan keputusan strategis yang bisa membuka peluang lebih besar di kemudian hari.
Dengan pasar AI yang terus berkembang dan kebutuhan akan teknologi chip yang semakin meningkat, FuriosaAI memiliki peluang besar untuk berkembang lebih jauh. Keberanian mereka untuk menyangkal tawaran besar dari perusahaan ternama menunjukkan bahwa mereka percaya pada produk dan visi mereka sendiri. Sementara itu, Meta terus berupaya untuk memperkuat tawaran AI-nya, dan langkah FuriosaAI bisa menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi perusahaan tersebut di masa mendatang.