
Pengacara Firdaus Oiwobo baru-baru ini menimbulkan perhatian publik setelah mengklaim bahwa ia memiliki gunung yang mengandung uranium. Dalam sebuah pernyataan yang menghebohkan, Firdaus menyebutkan bahwa lokasi gunung tersebut berada di kawasan Parung, Bogor, Jawa Barat, serta di Dompu, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Ia mengklaim bahwa kandungan uranium dalam gunung tersebut cukup melimpah, bahkan mampu menghidupi masyarakat dunia selama seribu tahun.
“Sekarang ini ada 2 juta metrik ton di dalamnya uranium. Itu bisa untuk menghidupi masyarakat dunia 1.000 tahun, bisa bayangkan,” ungkap Firdaus Oiwobo dalam sebuah sidang. Pernyataan ini tidak hanya memicu diskusi di kalangan masyarakat tetapi juga menimbulkan pertanyaan mengenai kebenaran dan dampak dari klaim tersebut.
Uranium, unsur kimia dengan simbol U dan nomor atom 92, merupakan logam berwarna abu-abu keperakan. Unsur ini tergolong dalam deret aktinida pada tabel periodik dan memiliki struktur atom yang terdiri dari 92 proton dan 92 elektron. Logam ini dikenal karena reaktivitasnya yang tinggi, bereaksi dengan hampir semua unsur nonlogam kecuali gas mulia.
Uranium memiliki dua isotop utama yang digunakan dalam industri: uranium-235 dan uranium-238. Meskipun uranium-235 ada dalam jumlah yang kecil, sifat fisilitasnya membuatnya penting untuk reaksi nuklir, baik dalam konteks pembangkit listrik tenaga nuklir maupun dalam aplikasi militer. Penggunaan uranium dalam senjata nuklir dimulai pada akhir Perang Dunia II dan selama Perang Dingin, dan sampai sekarang masih dipakai dalam berbagai aplikasi militer, termasuk amunisi penetrator yang digunakan untuk menghancurkan target dengan pelindung tebal.
Di sisi lain, di sektor sipil, uranium berfungsi sebagai bahan bakar dalam pembangkit listrik tenaga nuklir, di mana satu kilogram uranium-235 dapat menghasilkan sekitar 20 terajoule energi. Ini menjadikan uranium sebagai salah satu sumber energi alternatif yang berpotensi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, potensi ini dikompensasi dengan risiko yang ditimbulkan oleh sifat radioaktif dari uranium.
Awal September 2023, harga uranium mencapai sekitar 79,60 dolar AS per pon, naik dari sekitar 60,22 dolar AS per pon di awal Februari. Meski demikian, perlu diingat bahwa uranium merupakan unsur yang sangat berbahaya. Paparan terhadap radiasi uranium dapat merusak sel-sel tubuh manusia dan berpotensi memicu kanker. Sebab, uranium termasuk dalam kelompok aktinida yang bersifat radioaktif alami, menjadikannya berisiko bagi kesehatan manusia jika tidak ditangani dengan hati-hati.
Klaim oleh Firdaus Oiwobo memberi dampak yang luas, mengingat uranium bukan hanya berkaitan dengan kekayaan mineral, tetapi juga dengan isu-isu lingkungan dan kesehatan. Jika benar terdapat gunung yang kaya akan uranium, pertanyaan besar pun muncul tentang bagaimana pengelolaannya, dampak lingkungan, serta implikasi sosial-ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi tersebut.
Uranium sebagai sumber energi bersih memang menarik, namun pengelolaannya perlu diimbangi dengan perhatian terhadap keselamatan dan kesehatan masyarakat. Ketika mengakui potensi uranium untuk penghidupan, penting juga untuk mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan praktik yang aman dalam eksploitasi sumber daya yang sangat berisiko ini. Akankah klaim Firdaus Oiwobo memicu perhatian lebih dalam penjelajahan sumber daya mineral di Indonesia? Hal ini tentunya menjadi bagian penting dalam diskusi tentang uranium dan perannya di masa depan.