Firdaus Oiwobo Kirim Somasi ke Lamborghini, Hotman Paris Ejek!

Setelah ramai diperbincangkan mengenai surat somasi yang dilayangkan Rudy Salim kepada Hotman Paris, kini perhatian publik beralih kepada pengacara lain, Firdaus Oiwobo. Merasa dirugikan, Firdaus Oiwobo mengambil langkah tegas dengan mengirimkan surat komplain resmi kepada pihak Lamborghini. Tindakan ini diungkapkan secara terbuka, bahkan dalam video yang diunggah Hotman Paris melalui akun media sosialnya.

Firdaus menyampaikan materi surat komplain tersebut dalam bahasa Inggris, di mana ia meminta agar Lamborghini memberikan respon yang cepat terhadap keluhannya. Dalam isi suratnya, Firdaus mengungkapkan harapannya agar kejadian yang dialami—yang melibatkan Rudy Salim membocorkan informasi pribadi ke Hotman Paris—tidak terulang di masa depan. “Complain letter as customer and immediately provider replay to our letter. We hope that in future, we are will be no more, we hope and behave,” ungkap Firdaus yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai surat keluhan sebagai pelanggan dan meminta agar penyedia merespons surat tersebut selambat-lambatnya.

Namun, saat Firdaus menyampaikan isi surat tersebut, pelafalan dan tata bahasanya yang kurang tepat dalam bahasa Inggris menyita perhatian publik. Hotman Paris, yang terkenal dengan gaya komunikasi yang blak-blakan, memanfaatkan kesempatan ini untuk mengolok-olok kemampuan bahasa Inggris Firdaus. Dalam unggahannya, Hotman menyoroti kalimat “immediately” yang diucapkan Firdaus. “Aduh bahasa Inggris apa ini? Parah parah memalukan! Baca immediately: Ih meh dyateli,” tulis Hotman dengan nada bercanda, tetapi juga menunjukkan kritikan tajam terhadap cara Firdaus berbahasa.

Keberanian Firdaus mengadukan masalahnya ke Lamborghini muncul dari perasaan dikhianati oleh Rudy Salim, yang merupakan pemilik showroom mobil mewah dan selama ini diharapkan menjadi jembatan untuk memperoleh mobil impian. Firdaus merasa bahwa tindakan Rudy seolah menjatuhkan nama baik merek-merek mewah seperti Lamborghini dan Ferrari yang pada dasarnya ia minati untuk dibeli. Dengan mengirimkan surat komplain, Firdaus berharap masalah ini bisa diselesaikan dengan baik dan cepat.

Perbincangan mengenai surat somasi ini semakin hangat di media sosial, dengan warganet memberikan berbagai reaksi. Sebagian mendukung langkah Firdaus sebagai haknya sebagai konsumen, sementara yang lain menganggap hari ini lebih fokus pada kemampuan bahasanya yang mengecewakan. Reaksi dari Hotman Paris juga memicu banyak komentar, dengan banyak yang menilai bahwa kritiknya meskipun berdasar, seharusnya disampaikan dengan lebih konstruktif.

Peristiwa ini tidak hanya menggambarkan perseteruan antara dua pengacara di Indonesia, tetapi juga menyoroti pentingnya komunikasi yang efektif dalam bisni dan publik. Kemampuan berbahasa asing, terutama dalam konteks profesional, menjadi sorotan tersendiri di kalangan pengacara dan profesional lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kompetensi di bidang hukum sangat penting, kemampuan berkomunikasi dalam bahasa internasional juga tak kalah pentingnya.

Kehidupan publik Firdaus Oiwobo pasca-surati Lamborghini dan respon dari Hotman Paris menjadi pengingat bahwa setiap tindakan, terutama yang melibatkan nama besar sebuah merek, harus dilakukan dengan pertimbangan matang. Keduanya berhasil mengundang perhatian dan menciptakan diskusi yang menarik mengenai standar profesionalisme di dunia hukum dan bisnis di Indonesia.

Back to top button