Fintech Samir Percaya Pinjaman Online Akan Tumbuh Pesat 2025!

PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) menunjukkan optimisme tinggi terhadap prospek industri pinjaman online atau P2P lending di tahun 2025. Dengan pertumbuhan yang pesat pada tahun lalu, di mana industri ini mencatat laba sebesar Rp1,65 triliun—naik 245% dari tahun sebelumnya—Samir berkomitmen untuk melanjutkan tren positif tersebut. Antusiasme ini disampaikan oleh CEO Samir, Yonathan Gautama, yang berharap tahun 2025 akan menjadi tahun penuh peluang seiring pemulihan ekonomi dan peningkatan adopsi teknologi finansial.

Yonathan mengungkapkan, “Tahun 2025 diproyeksikan sebagai tahun pertumbuhan bagi industri pindar, seiring dengan pemulihan ekonomi dan peningkatan adopsi teknologi finansial.” Meskipun tantangan seperti meningkatnya kompetisi dan penyesuaian kebijakan regulasi tetap ada, Samir melihatnya sebagai kesempatan untuk berinovasi dan meningkatkan efisiensi operasional. Perusahaan ini berupaya menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan dengan meningkatkan volume pinjaman yang berkualitas serta memperluas segmen calon peminjam.

Salah satu faktor kunci yang mempengaruhi industri P2P lending di Indonesia adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sejak 1 Januari 2025, OJK menetapkan bunga pinjaman untuk konsumsi dan sektor produktif, yang akan berbeda tergantung pada tenor pinjaman. Sistem suku bunga ini diharapkan bisa menjaga keseimbangan antara akses pendanaan yang terjangkau bagi peminjam, serta daya tarik investasi bagi pemberi pinjaman.

Rincian mengenai suku bunga yang baru diberlakukan adalah sebagai berikut:
– Untuk pinjaman konsumtif tenor hingga enam bulan: 0,3% per hari
– Untuk tenor lebih dari enam bulan: 0,2% per hari
– Pinjaman produktif untuk usaha mikro dan ultra mikro tenor hingga enam bulan: 0,275% per hari
– Tenor lebih dari enam bulan: 0,1% per hari
– Pinjaman produktif bagi kelas kecil dan menengah: 0,1% untuk segala tenor

“Kami mendukung kebijakan regulator yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem keuangan,” tambah Yonathan. Ia juga menekankan pentingnya stabilitas kebijakan dalam menciptakan ekosistem yang sehat dan berkelanjutan bagi semua pemangku kepentingan dalam industri ini.

Samir berfokus pada pengelolaan risiko yang lebih baik dengan memanfaatkan teknologi dan analitik data. Ini bertujuan untuk memperkuat sistem penilaian kredit dan mendeteksi potensi gagal bayar lebih awal. Selain itu, diversifikasi produk menjadi salah satu strategi utama perusahaan, dengan terus mengembangkan skema pendanaan yang fleksibel dan sesuai kebutuhan peminjam.

Dalam hal ekspansi, Direktur Teknologi Informasi Samir, Andreas, sebelumnya menjelaskan bahwa tahun ini, Samir menargetkan peningkatan portofolio pembiayaan ke segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pada tahun 2024, portofolio pendanaan Samir untuk UMKM telah mencapai 28% dari total pendanaan, dan target tersebut diharapkan meningkat menjadi 30% pada tahun 2025.

Kolaborasi strategis dengan berbagai ekosistem keuangan, termasuk perbankan dan fintech lainnya, juga menjadi fokus utama Samir untuk memperluas akses pendanaan. Samir percaya bahwa meningkatkan literasi keuangan di kalangan peminjam juga krusial agar pengguna dapat lebih bijak dalam mengelola pinjaman dan memahami risiko serta potensi imbal hasil.

Dengan komitmen ini, Samir berharap dapat terus berkontribusi dalam perkembangan industri pinjaman online yang semakin sehat dan berkelanjutan di Indonesia. Sebagai salah satu pemain utama dalam industri fintech, Samir bertekad untuk mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif melalui pemberian akses pendanaan yang lebih luas bagi masyarakat, terutama bagi usaha kecil dan menengah yang membutuhkan dukungan finansial untuk berkembang.

Back to top button