
Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, menegaskan komitmennya untuk memberantas praktik mafia bola yang marak terjadi di Liga 2. Dalam pernyataannya, Erick meminta agar para wasit yang memimpin pertandingan berani melaporkan setiap bentuk intimidasi yang mereka alami, terutama jika ada yang terkait dengan mafia bola.
“Seiring dengan upaya kita membangun sepak bola Indonesia, kami ingin muruah bangsa kita semakin terjaga. Sepak bola adalah salah satu alat pemersatu bangsa. Saya minta kepada kalian (wasit) untuk menjadi whistle blower, kami akan menyiapkan nomor telepon yang bisa dihubungi apabila ada yang mengintimidasi,” ungkap Erick Thohir dalam konferensi pers yang diadakan pada Selasa (4/2) di Jakarta.
PSSI, bersama operator liga, PT Liga Indonesia Baru (LIB), mengedepankan komitmen tersebut dengan fokus pada peningkatan kualitas Liga Indonesia, termasuk di dalamnya adalah pembenahan aspek perwasitan. Dalam hal ini, Erick Thohir menegaskan bahwa kesejahteraan wasit selama bertugas adalah prioritas utama agar mereka dapat menjalankan tugasnya tanpa intervensi dari pihak manapun.
“Kami pastikan kesejahteraan bagi wasit yang bertugas, agar tidak ada pihak yang mencoba mengintervensi saat mereka memimpin pertandingan. Hal ini untuk menjamin integritas pertandingan di Liga 2,” tegas mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Saat ini, Liga 2 memasuki fase delapan besar, di mana delapan tim dibagi dalam dua grup untuk memperebutkan tiga tiket promosi ke Liga 1. Dengan situasi kompetisi yang semakin ketat, keberadaan Video Assistant Referee (VAR) yang belum diterapkan di Liga 2 memicu kerentanan wasit terhadap intimidasi dan godaan dari luar.
Demi menjaga integritas dan fair play, PSSI juga berupaya meningkatkan kapasitas wasit melalui pelatihan. Erick menekankan pentingnya kualitas wasit untuk menciptakan kompetisi yang lebih adil dan berkualitas. “Kami bersama PT LIB berkomitmen untuk meningkatkan kualitas perwasitan di Liga 2 melalui pelatihan yang terstruktur,” lanjutnya.
Mantan Presiden Inter Milan itu juga menambahkan bahwa memberikan rasa aman kepada wasit adalah hal yang fundamental dalam proses pembangunan sepak bola di Indonesia. “Kesejahteraan dan rasa aman kepada wasit saat bertugas merupakan landasan penting dalam membangun sepak bola Indonesia,” jelas Erick Thohir.
PSSI berkomitmen untuk memberikan perlindungan hukum bagi wasit yang menghadapi situasi sulit. Dalam hal ini, panggilan untuk bertindak sebagai whistle blower menjadi bagian dari strategi menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua pihak yang terlibat dalam pertandingan.
Keberanian untuk melaporkan tindakan tidak pantas harus ditunjukkan oleh para wasit demi kepentingan banyak pihak. Dengan adanya kebijakan yang mendukung ini, diharapkan para wasit dapat bekerja tanpa rasa khawatir serta berfokus pada tugas utama mereka untuk menegakkan aturan permainan.
“Ini adalah bagian dari upaya kita dalam membangun citra sepak bola yang bersih dan berintegritas. Dengan kondisi yang aman dan terjamin, kita akan semakin mendekatkan diri pada tujuan untuk menghadirkan sepak bola yang berkualitas di Indonesia,” tutup Erick Thohir.
Komitmen PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir untuk berantas mafia bola dan meningkatkan kesejahteraan wasit menjadi langkah penting dalam menciptakan ekosistem sepak bola yang lebih baik. Upaya ini tidak hanya akan menguntungkan industri sepak bola, tetapi juga membantu mendorong kemajuan olahraga di tanah air ke arah yang lebih positif dan berkesinambungan.