Erick Thohir Bicara Soal Tunggakan Gaji Pemain Persija Jakarta

Persija Jakarta, klub sepakbola yang berbasis di ibu kota, kini tengah menghadapi masalah serius terkait penunggakan gaji pemain. Isu ini pertama kali diungkap oleh pelatih Gusta Almeida pada awal Maret 2025. Menurut laporan, beberapa pemain di tim yang dikenal dengan julukan Macan Kemayoran ini belum menerima gaji mereka selama dua hingga tiga bulan, menambah ketegangan di dalam skuad.

Pernyataan Almeida menjadikan masalah keuangan Persija semakin terlihat jelas. Dalam beberapa pertandingan Liga 1 2024-2025, pelatih Carlos Pena juga mengonfirmasi bahwa klub mengalami masalah internal. Namun, ia memilih untuk tidak menjelaskan detail mengenai permasalahan yang ada. Kondisi ini menciptakan spekulasi di kalangan penggemar dan pengamat sepakbola terkait manajemen keuangan Persija Jakarta.

Menanggapi isu ini, Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, memberikan pernyataan penting. Ia menjelaskan bahwa PSSI tidak bisa ikut campur dalam masalah yang dihadapi Persija Jakarta. “Ini kadang-kadang bukan kami membela diri, seakan-akan PSSI bertanggung jawab atas semua hal,” ungkapnya. Erick menegaskan bahwa PT Liga Indonesia Baru (LIB), yang memiliki 99 persen saham di liga tersebut, bertanggung jawab atas hal-hal terkait pengelolaan klub, sementara PSSI hanya memiliki satu persen saham.

Erick menekankan pentingnya independensi LIB dalam mengelola liga, yang membuatnya berbeda dengan banyak negara lain. Ia meyakini bahwa isu-isu terkait gaji yang tidak dibayarkan oleh klub-klub merupakan masalah yang harus ditangani secara internal oleh masing-masing klub dan LIB. PSSI, ujar Erick, tetap mendukung proses perbaikan yang dilakukan oleh LIB tanpa prevalensi campur tangan.

Meskipun tidak terlibat langsung dalam masalah keuangan klub, Erick menegaskan bahwa PSSI tetap bertanggung jawab dalam pengelolaan kompetisi domestik. Ia memaparkan beberapa inisiatif PSSI dalam meningkatkan kualitas liga, antara lain melalui pengembangan sistem perwasitan dan penggunaan teknologi VAR (Video Assistant Referee) untuk pertandingan Liga 1. Dalam hal ini, PSSI telah berkomitmen untuk melakukan investasi besar dalam pelatihan wasit, meningkatkan jumlah mereka dari tiga ribu menjadi 13 ribu, serta memberikan asuransi untuk kesejahteraan wasit.

Dukungan PSSI terhadap Liga Indonesia tidak hanya terfokus pada pengelolaan teknis, tetapi juga terhadap kesejahteraan para pemain dan pelatih. Dengan investasi dalam pelatihan wasit dan penerapan teknologi modern, PSSI berupaya untuk meningkatkan integritas dan professionalitas liga, serta mendorong agar semua tim, termasuk Persija, dapat mengikuti standar internasional.

Namun, dengan isu pembayaran gaji yang belum teratasi, tantangan bagi Persija Jakarta untuk mempertahankan performa dan konsistensi dalam liga semakin menjadi perhatian. Tim yang dikenal dengan sejarah panjang dan basis penggemar yang besar ini perlu segera menemukan solusi dari masalah internal yang ada agar tidak berdampak lebih jauh pada kinerja tim di lapangan.

Kekhawatiran terkait ketidakpastian finansial di Persija Jakarta menambah kompleksitas dalam persaingan Liga 1 2024-2025. Penggemar dan stakeholder lainnya kini menantikan langkah-langkah konkret dari manajemen Persija untuk menyelesaikan masalah ini, sekaligus berharap agar klub kesayangan mereka dapat segera bangkit dari situasi yang tidak menguntungkan ini.

Exit mobile version