Era Baru Eksplorasi: Penemuan 4 Planet di Bintang Barnard

Para astronom baru-baru ini mengumumkan penemuan menarik terkait empat planet kecil yang mengorbit di sekitar Bintang Barnard, yang merupakan bintang terdekat kedua dari Bumi. Penemuan ini dianggap sebagai langkah signifikan dalam eksplorasi sistem bintang terdekat dan membuka kemungkinan baru bagi studi planet di alam semesta kita.

Keempat planet tersebut diyakini memiliki massa berkisar antara 20 hingga 30 persen dari massa Bumi dan berada sangat dekat dengan Bintang Barnard. Dengan jarak orbit yang begitu dekat, planet-planet ini dapat menyelesaikan satu putaran di sekitar bintang induknya dalam hitungan hari. Meskipun lingkungan ini sangat mungkin terlalu panas untuk mendukung kehidupan, penemuan tersebut menandai tonggak baru dalam pencarian eksoplanet kecil di sekitar bintang-bintang terdekat.

“Ini adalah penemuan yang sangat menarik—Bintang Barnard adalah tetangga kosmik kita, namun kita masih tahu sangat sedikit tentangnya,” ungkap Ritvik Basant, mahasiswa Ph.D di Universitas Chicago dan penulis utama studi ini. Penemuan ini menunjukkan kemajuan besar dalam teknologi pengamatan dibandingkan generasi sebelumnya.

Temuan ini mendukung penelitian sebelumnya yang dipublikasikan pada November lalu, yang juga menggunakan teleskop berbeda untuk menemukan indikasi adanya planet di sekitar Bintang Barnard. Studi terbaru ini dilakukan oleh tim ilmuwan dari Gemini Observatory/NOIRLab, Universitas Heidelberg, dan Universitas Amsterdam, dan hasilnya dipublikasikan pada 11 Maret dalam The Astrophysical Journal Letters.

Bintang Barnard, yang ditemukan pertama kali oleh astronom E. E. Barnard di Observatorium Yerkes pada tahun 1916, merupakan bintang katai merah (M dwarf). Jenis bintang ini dikenal cukup banyak di alam semesta, sehingga para ilmuwan sangat tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai planet-planet yang mungkin mengelilinginya. Namun, planet-planet kecil ini sulit terlihat karena cahaya terang bintang yang mengalahkan cahaya refleksi dari planet itu sendiri. Ini mendorong para ilmuwan untuk mencari metode baru dalam mendeteksi mereka.

Salah satu inovasi utama dalam pencarian planet ini datang dari instrumen bernama MAROON-X, yang dirancang khusus untuk mencari planet-planet jauh. Instrumen ini dipasang pada Teleskop Gemini di Hawaii dan mengukur pergeseran posisi bintang yang disebabkan oleh gaya gravitasi planet yang mengorbit. Dengan akurasi tinggi, MAROON-X dapat mendeteksi perubahan kecil dan mengidentifikasi massa planet yang ada.

Basant dan timnya menganalisis data dari 112 malam pengamatan selama tiga tahun dan menemukan bukti kuat tentang tiga planet di sekitar Bintang Barnard. Ketika hasil ini digabungkan dengan data dari instrumen ESPRESSO yang digunakan dalam eksperimen November lalu, mereka menemukan bukti untuk planet keempat.

Meskipun para ilmuwan yakin bahwa planet-planet ini kemungkinan adalah planet berbatu, pengamatan dari Bumi belum memungkinkan konfirmasi mengenai komposisi mereka. Namun, dengan mengumpulkan data lebih lanjut tentang planet serupa, mereka berharap dapat memperkirakan karakteristik planet di sistem bintang ini.

Bintang Barnard telah lama menjadi objek pencarian planet yang serius, dengan beberapa klaim sebelumnya yang kemudian dibantah. Namun, penemuan baru yang didukung oleh dua studi independen ini memberikan tingkat keyakinan yang jauh lebih tinggi. “Kami melakukan pengamatan pada waktu dan lokasi yang berbeda tanpa koordinasi. Hasil dari kedua studi ini menunjukkan keakuratan yang signifikan,” kata Basant.

Penemuan ini menjadi salah satu yang terkecil dari planet yang pernah dikenali dengan teknik observasi yang ada saat ini. Semangat para ilmuwan semakin membara mengingat potensi untuk membuka era baru dalam pencarian planet. Banyak planet berbatu yang ditemukan sejauh ini, ternyata lebih besar dari Bumi, dan terlihat seragam di seluruh galaksi. Dengan lebih banyak penemuan seperti ini, para ilmuwan berharap dapat memahami lebih dalam proses pembentukan planet dan faktor-faktor yang berpotensi membuat planet dapat dihuni.

“Rasa penemuan itu luar biasa,” ungkap Profesor Jacob Bean. “Kami merasa seperti menemukan sesuatu yang belum pernah diketahui sebelumnya tentang alam semesta.” Penemuan ini tidak hanya menggeser pemahaman kita tentang Bintang Barnard, tetapi juga menggugah rasa ingin tahu akan banyaknya misteri alam semesta yang masih menunggu untuk diungkap.

Berita Terkait

Back to top button