Edukasi Rokok Elektrik: Pakar Soroti Pentingnya untuk Generasi Muda

Selasa, 15 April 2025 – 23:15 WIB, Jakarta, Octopus – Seiring dengan inovasi yang berkembang pesat dalam teknologi, produk rokok elektrik semakin menjadi pilihan di kalangan masyarakat meski kesadaran akan dampak negatif dari rokok tradisional meningkat. Produk rokok elektronik dan kantong nikotin (vape) mulai mendapat perhatian, namun pemahaman publik mengenai risiko serta manfaat yang terkandung dalam produk ini masih sangat terbatas. Oleh karena itu, edukasi yang tepat dan berbasis bukti ilmiah menjadi sangat penting.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan, rokok dan produk tembakau tradisional masih menjadi penyebab utama sejumlah penyakit tidak menular, seperti kanker paru, penyakit jantung, dan stroke. Dalam konteks ini, produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik diklaim memiliki potensi risiko yang lebih rendah karena tidak melalui proses pembakaran yang menghasilkan zat-zat karsinogenik.

Prof. Dr. Achmad Syawqie, drg., MS., Pendiri dan Ketua Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), menegaskan bahwa bukti ilmiah menunjukkan produk tembakau alternatif bisa menjadi pilihan lebih baik bagi perokok dewasa yang berjuang untuk berhenti merokok. Dia memperingatkan bahwa tanpa edukasi yang memadai, masyarakat bisa salah paham tentang tujuan dan cara penggunaan rokok elektrik.

“Meski demikian, produk ini tidak bebas risiko,” kata Prof. Ahmad, yang menekankan pentingnya pendekatan pengurangan risiko (harm reduction) dalam kebijakan pengendalian tembakau. Pendekatan ini dinilai sangat penting untuk menghadapi perokok dewasa yang merasa kesulitan untuk berhenti merokok sepenuhnya.

Regulasi yang belum menyeluruh dan kurangnya sosialisasi menciptakan persepsi negatif di masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa produk alternatif ini lebih berbahaya, atau bahkan menjadi pintu masuk (gateway) bagi remaja untuk mengonsumsi nikotin. Persepsi ini muncul karena kurangnya pemahaman yang komprehensif tentang cara penggunaan dan proses pembuatan produk tersebut.

Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) turut menekankan perlunya partisipasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat dalam memberikan edukasi menyeluruh tentang penggunaan produk tembakau alternatif. Edukasi yang ideal tidak hanya mencakup risiko dan manfaat, tetapi juga mencakup cara penggunaan serta target pengguna yang tepat.

Penggunaan rokok elektrik seharusnya ditujukan bagi perokok dewasa yang berkeinginan untuk beralih ke alternatif yang lebih rendah risiko, bukan untuk remaja atau non-perokok. Menurut Ketua KABAR, Ariyo Bimmo, edukasi yang berbasis partisipatif penting untuk bisa mencapai tujuan tersebut.

“Memberikan informasi yang benar dan transparan adalah strategi yang lebih cerdas, termasuk membatasi akses penggunaan bagi kelompok yang tidak seharusnya menggunakannya,” ujar Ariyo.

Menghadapi perkembangan teknologi dan hasil riset internasional yang terus bertambah, pendekatan kebijakan yang adaptif dan berbasis bukti ilmiah menjadi krusial di Indonesia. Edukasi publik yang kuat, ditunjang oleh regulasi yang tepat serta kolaborasi berbagai pihak, dapat menjadi jalan menuju penurunan prevalensi merokok. Hal ini juga penting untuk melindungi generasi muda dari kebiasaan merokok, yang menjadi tantangan besar saat ini.

Dengan demikian, jelas bahwa edukasi yang tepat mengenai produk rokok elektrik sangat diperlukan. Melalui penyampaian informasi yang akurat, masyarakat dapat memahami risiko dan manfaat yang terkait, membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik terkait kesehatan mereka dan masa depan generasi mendatang.

Berita Terkait

Back to top button