
JAKARTA — Menjelang Ramadan dan Hari Raya Idulfitri, sebuah fenomena menarik diprediksi akan terjadi di pasar Indonesia. Tunjangan Hari Raya (THR) yang diperkirakan mencapai Rp140 triliun akan beredar dalam waktu dekat, membawa perubahan signifikan dalam perilaku belanja masyarakat. Studi terbaru yang dilakukan oleh YouGov bersama Meta menunjukkan bahwa 38% konsumen sudah mulai merencanakan belanja mereka setidaknya 20 hari sebelum Lebaran, memicu peningkatan permintaan untuk berbagai produk.
Dewi Meisari Haryanti, Co-Founder dan Advisor UKMINDONESIA.ID, mengungkapkan bahwa jumlah penerima THR di Indonesia mencapai sekitar 56 juta pekerja di sektor formal. Perkiraan pencairan THR tahun ini berlangsung antara 17 hingga 24 Maret 2025, dan ini menjadi kesempatan emas bagi pelaku usaha untuk meraih keuntungan tambahan.
“Ledakan belanja akan terjadi menjelang tanggal-tanggal tersebut, dan ini adalah waktu yang sangat tepat untuk memaksimalkan keuntungan,” jelasnya dalam Media Briefing di Jakarta. Dengan memanfaatkan momen ini, pelaku usaha dapat merencanakan produk apa yang akan dijual, khususnya melalui platform online.
Berdasarkan data dari dua e-commerce terkemuka di Indonesia, yaitu Shopee dan Tokopedia, terdapat tren produk yang meningkat diincar oleh konsumen selama periode Ramadan dan Lebaran. Di antara produk-produk tersebut adalah:
1. Fashion Muslim:
– Di Shopee, banyak pencarian untuk gamis, pasmina, dan baju koko. Sementara itu, Tokopedia melihat tren kuat pada busana Muslim kompak keluarga, baik dalam paket lengkap maupun terpisah.
2. Produk Otomotif:
– Menjelang akhir Ramadan, terjadi peningkatan pembelian produk otomotif, yang diperkirakan berkaitan dengan persiapan mudik ke kampung halaman.
3. Dekorasi Rumah:
– Permintaan untuk produk-produk dekorasi rumah seperti taplak meja dan tempat penyimpanan makanan yang menarik juga meningkat.
4. Peralatan Membuat Kue:
– Banyak orang mulai membeli peralatan memasak dan kue untuk menyambut Lebaran.
5. Amplop dan Hampers Lebaran:
– Shopee melaporkan tingginya permintaan untuk amplop lebaran yang unik dan hampers yang disediakan dalam kemasan menarik.
Sementara itu, Dewi menekankan pentingnya bagi pelaku usaha untuk tidak hanya menjual produk yang populer tetapi juga memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menyediakan layanan tambahan, seperti kartu ucapan yang dapat dikustomisasi untuk hampers.
“Kolaborasi dengan pelaku usaha lain juga bisa menjadi strategi terbaik. Misalnya, usaha minuman bisa berkolaborasi dengan usaha makanan untuk menawarkan paket produk,” tambahnya.
Selanjutnya, dalam memasarkan produk, penting bagi UMKM untuk menciptakan konten iklan yang menarik. Dewi mencatat bahwa banyak usaha masih kurang dalam mendalami aspek ini. Konten yang kurang baik dapat menghalangi potensi keuntungan.
“Penting untuk melibatkan empati dalam penyusunan konten. Mengetahui siapa yang akan menjadi target konsumen dan kondisi mereka saat lebaran, serta menjawab kebutuhan mereka adalah kunci,” tuturnya.
Persiapan yang matang untuk merespons ledakan belanja menjelang Ramadan dan Lebaran bukan hanya peluang, tetapi juga tantangan untuk para pelaku usaha di Indonesia. Dengan memanfaatkan informasi dan data yang tersedia, diharapkan mereka dapat mengambil langkah strategis untuk meraih kesuksesan di masa yang akan datang.