
Dalam sebuah perjalanan mendaki yang tragis, dua rekan satu tim pendaki Fiersa Besari, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, dilaporkan meninggal dunia saat turun dari Puncak Piramida Cartenz, Papua. Kejadian ini menambah duka di dunia pendakian, di mana keselamatan pendaki sering kali tergantung pada cuaca dan kondisi medan yang tidak terduga. Fiersa, seorang penyanyi sekaligus penggiat pendakian gunung, cukup dikenal di kalangan pecinta alam, dan incident ini merupakan duka mendalam bagi komunitas pendaki.
Menurut informasi dari Tim Satuan Tugas (SAR) Puncak Jaya, tim yang terdiri dari 15 orang tersebut mengalamai situasi yang berat, di mana 13 pendaki lainnya berhasil diselamatkan. Namun, upaya evakuasi yang dilakukan tertunda karena buruknya kondisi cuaca di sekitar lokasi. Hal ini menyoroti betapa berbahayanya perjalanan di wilayah pegunungan, terutama di Puncak Cartenz yang dikenal dengan tantangan ekstrem yang dihadapinya.
Pendakian ke Puncak Cartenz bukanlah pengalaman pertama bagi Fiersa. Sebelumnya, pada akhir tahun lalu, ia juga mencoba mendaki Puncak Jaya bersama beberapa rekannya. Namun, karena situasi keamanan yang tidak mendukung di Kabupaten Puncak Jaya, termasuk adanya ancaman dari kelompok bersenjata, mereka terpaksa membatalkan rencana. Fiersa menyampaikan pengalaman ini melalui akun YouTube-nya, di mana ia merencanakan ekspedisi yang dinamakan “Atap Negeri,” bertujuan untuk melakukan pendakian ke gunung tertinggi di seluruh provinsi di Indonesia.
Dalam lansiran terakhir, pelaksanaan ekspedisi ini menjadi bukti semangat Fiersa untuk menaklukkan tantangan alam. Puncak Cartenz sendiri, sebagai puncak tertinggi di Provinsi Papua dengan ketinggian 4.884 meter, daunt menjadi target bagi banyak pendaki, bukan hanya karena ketinggiannya, tetapi juga karena keindahan alamnya yang menakjubkan.
Fiersa Besari dikenal bukan hanya sebagai penyanyi, tetapi juga sebagai figur inspiratif di kalangan remaja dan pecinta alam. Kecintaannya terhadap alam dan pendakian telah membawanya ke berbagai puncak, termasuk Puncak Trikora yang terletak di Taman Nasional Lorentz, Papua Pegunungan. Dengan pengalaman tersebut, Fiersa menjadi sosok yang dikenang dalam dunia pendakian, meskipun dengan catatan duka ketika dua rekannya harus mengakhiri perjalanan mereka di tempat yang indah namun berbahaya itu.
Peristiwa ini mengingatkan kita akan risiko yang selalu mengintai dalam kegiatan pendakian. Setiap pendaki harus selalu mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan, terutama dalam venturing ke daerah yang memiliki medan berat dan kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi. Dalam situasi ini, kesadaran akan keselamatan harus menjadi prioritas utama.
Dengan kondisinya yang tidak dapat terprediksi, pendakian ke gunung-gunung tinggi seperti Cartenz tidak hanya membutuhkan stamina fisik tetapi juga mental yang kuat. Selama ini, para pendaki, mulai dari yang amatir hingga profesional, diharapkan untuk tidak hanya berfokus pada pencapaian puncak, tetapi juga mengenai keamanan dan kesiapan mereka sepanjang perjalanan.
Kronologi kejadian dan pengalaman Fiersa Besari ini akan menjadi pelajaran berharga bagi setiap penggemar petualangan dan pendakian gunung di Indonesia, agar tetap waspada dan memprioritaskan keselamatan dalam setiap ekspedisi yang dilakukan.