Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa ia siap memberikan perpanjangan waktu bagi ByteDance untuk menjual TikTok ke perusahaan AS. Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara eksklusif di acara Meet the Press yang disiarkan oleh NBC News pada Minggu, 4 Mei 2025. Trump mengungkapkan ketertarikan yang positif terhadap aplikasi video pendek yang populer tersebut dan berharap TikTok dapat terus beroperasi di AS dengan syarat kepemilikannya berpindah ke perusahaan Amerika.
Sebelumnya, Trump telah memberikan perpanjangan waktu selama 75 hari pada April 2025 bagi ByteDance, perusahaan induk TikTok yang berbasis di China. Dia menekankan pentingnya agar ByteDance segera menyelesaikan proses penjualan cabang bisnisnya tersebut kepada perusahaan AS. Walaupun ada kemungkinan perpanjangan waktu tambahan tidak akan diperlukan jika kesepakatan dapat dicapai dengan cepat, Trump menegaskan bahwa berbagai faktor, termasuk penolakan pemerintah China terhadap tarif-tarif AS, menjadi penghambat dalam proses penjualan.
Berikut adalah beberapa poin penting mengenai perkembangan situasi TikTok:
-
Penundaan Penjualan: Perpanjangan waktu yang diberikan Trump menunjukkan kesediaan untuk memberikan kesempatan bagi ByteDance. Trump menegaskan bahwa ketidakpastian yang dihadapi saat ini dapat diselesaikan jika ada kesepakatan yang saling menguntungkan.
-
Persetujuan dari China: Meskipun ada niatan dari pemerintah AS untuk memisahkan TikTok dari kepemilikan China, semua kesepakatan tetap memerlukan persetujuan akhir dari pemerintah China. Sikap pemerintah China menjadi salah satu faktor kunci yang mempengaruhi keputusan penjualan ini.
-
Dampak Politik: TikTok telah menjadi alat penting bagi Trump dalam menjangkau pemilih muda selama kampanye pemilu 2024. Aplikasi ini berperan signifikan dalam menyebarkan konten yang viral, yang berpotensi meningkatkan popularitasnya di kalangan generasi muda.
- Status TikTok di AS: TikTok sebelumnya dilarang beroperasi di AS setelah undang-undang yang mengharuskan aplikasi tersebut untuk memisahkan diri dari kepemilikan China ditandatangani oleh mantan Presiden Joe Biden. Kebijakan ini dilandasi oleh adanya kekhawatiran mengenai keamanan nasional. Namun setelah kepemimpinan Biden, aturan tersebut sementara ditangguhkan di bawah pemerintahan Trump.
Dalam konteks ini, Trump berharap bahwa TikTok bisa tetap beroperasi di AS selama ada kepemilikan yang jelas dan transparan. Namun, jika kesepakatan antara ByteDance dan perusahaan AS tidak tercapai, maka risiko pemblokiran TikTok dari pasar Amerika semakin nyata. Persoalan ini menggambarkan tantangan yang kompleks dalam hubungan antara pemerintah AS dan China, serta dampak yang lebih luas terhadap industri teknologi dan media sosial global.
Dengan dinamika yang terus berkembang, masa depan TikTok di AS masih tersembunyi dalam ketidakpastian. Menyikapi hal ini, baik pemerintah AS maupun ByteDance perlu menemukan solusi yang saling menguntungkan untuk menghindari konsekuensi yang lebih besar.