
Ratu Meta, seorang penyanyi dangdut, tengah menghadapi situasi yang sangat sulit setelah suaminya, Yogi Renaldi, diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadapnya. Kejadian ini terjadi pada bulan lalu dan berujung pada ketegangan yang semakin meningkat dalam hubungan mereka. Yogi Renaldi, bukannya menunjukkan penyesalan, justru memilih untuk pergi dari rumah yang selama ini mereka tempati bersama dan mengabaikan Ratu Meta serta anak-anak mereka.
Setelah melaporkan kasus KDRT ini ke polisi pada 21 Maret 2025, Ratu Meta mengungkapkan bahwa Yogi tidak hanya meninggalkan rumah, tetapi juga tidak memberikan dukungan finansial atau emosional, terutama ketika salah satu anak mereka sakit. Dalam wawancaranya, Ratu Meta menuturkan, “Anak-anak kan butuh uang juga. Butuh biaya hidup, butuh biaya kesehatan… ternyata nggak ada jawaban sama sekali” ketika ia mencoba menghubungi suaminya untuk meminta tanggung jawab. Bahkan, saat momen komunikasi terjadi, Ratu Meta mengaku masih diperlakukan dengan kasar oleh Yogi.
Ratu Meta mengalami kekerasan fisik ketika Yogi merasa kesal karena dia mengganti aki mobil mereka tanpa izin. Dalam sebuah video yang diunggah di Instagram, ia menunjukkan bekas luka akibat pemukulan yang terjadi di depan anak-anak mereka dan menjelaskan, “Dipukul tadi sama mas Yogi. Sampai berlubang gini karena kena kunci.” Kedua anak mereka, yang masih balita, juga menyaksikan kekerasan ini, menjadikan kasus ini semakin kompleks.
Masalah dalam hubungan mereka bukan hanya soal fisik, tetapi juga mencakup etika dan tanggung jawab sebagai pasangan dan orang tua. Ratu Meta merasa tertekan dengan sikap acuh tak acuh suaminya. “Semakin ke sini, suami saya jadi semakin nantangin,” ungkapnya, menandakan bahwa ketegangan di antara mereka semakin meningkat dan sulit untuk diselesaikan.
Dari awal, sikap Yogi yang tidak mau mendengarkan keluhan Ratu Meta menjadi pemicu konflik. Saat Ratu Meta mengeluh mengenai kerusakan mobil, Yogi justru menganggapnya sepele dan tidak mengambil tindakan. “Saya udah tunggu sampai besoknya. Ternyata, sampai malam nggak diganti-ganti. Akhirnya, saya inisiatif ganti,” jelas Ratu Meta. Namun, upaya tersebut mengubah segalanya menjadi kekerasan ketika Yogi tidak bisa menerima ucapan Ratu Meta.
Kini, dengan semua yang terjadi, keputusan untuk melanjutkan atau mengakhiri pernikahan tampaknya menjadi pilihan terakhir bagi Ratu Meta. “Saya cuma mikirnya, ‘Udah, ceraiin saya aja’,” tuturnya, mengekspresikan keputusasaannya. Penyanyi yang dikenal dengan lagu-lagunya ini kini menghadapi tantangan baru, bukan hanya dalam kariernya tetapi juga dalam kehidupan pribadinya.
Kisah Ratu Meta dan Yogi Renaldi memberikan gambaran menyedihkan mengenai dampak kekerasan dalam rumah tangga. Dengan banyaknya kasus serupa yang terjadi di masyarakat, penting bagi setiap individu untuk mengenali tanda-tanda kekerasan dan memahami bahwa tidak ada yang pantas menerima perlakuan seperti itu, terlepas dari alasan yang ada. Dukungan dari lingkungan sekitar dan sistem hukum yang responsif dapat menjadi faktor kunci untuk menghadapi dan mengatasi tambahnya fenomena ini di tengah masyarakat.