
Naoko Nemoto, yang dikenal luas sebagai Ratna Sari Dewi Soekarno, baru-baru ini membuat langkah berani dengan mendirikan partai politik di Jepang. Partai yang dinamakan 12 Heiwa To ini memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan hewan, terutama anjing dan kucing. Pengumuman tersebut disampaikan dalam konferensi pers yang digelar pada tanggal 16 Februari 2025, dan menciptakan gelombang perhatian baik di Jepang maupun di Indonesia.
Dewi Soekarno, yang merupakan istri keenam dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno, telah mengambil keputusan signifikan dengan melepaskan status WNInya setelah 63 tahun. Keputusan ini diambil untuk memfasilitasi partisipasinya dalam sistem politik Jepang, di mana ia berencana untuk mencalonkan diri sebagai anggota Majelis Tinggi pada pemilihan umum yang akan berlangsung di musim panas mendatang, setelah kembali memperoleh kewarganegaraan Jepang.
Dewi menegaskan, “Tujuan saya adalah menciptakan masyarakat di mana manusia, anjing, dan kucing dapat hidup berdampingan.” Dalam upaya menyampaikan visi tersebut, Dewi Soekarno berambisi untuk mengadopsi pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan partai-partai yang sudah ada. Ia ingin melibatkan publik untuk memahami pentingnya cinta terhadap hewan serta manfaat spiritual yang dapat dinikmati melalui hubungan harmonis dengan mereka.
Dalam pembentukan partai ini, Dewi Soekarno tidak hanya fokus pada isu perlindungan hewan. Partai 12 Heiwa To juga berencana untuk menghilangkan praktik euthanasia bagi anjing dan kucing, serta mendorong legislasi yang melarang konsumsi daging dari kedua hewan tersebut. Melalui kebijakan ini, partai yang berwarna biru muda ini berharap dapat mengadvokasi perubahan yang signifikan dalam perundang-undangan yang berkaitan dengan hak hewan.
Salah satu hal menarik adalah makna nama partai. “Heiwa” dalam bahasa Jepang berarti perdamaian, sementara angka 12 dapat diinterpretasikan sebagai “wan-nyan,” meraungnya suara anjing dan kucing. Ini menunjukkan fokus partai terhadap perlindungan hewan serta mendorong kesadaran masyarakat tentang isu-isu yang dihadapi oleh hewan peliharaan.
Dewi Soekarno memiliki latar belakang yang cukup kaya dalam advokasi hak hewan. Ia dikenal sebagai pencinta hewan yang memelihara lebih dari 16 ekor anjing dan aktif dalam berbagai kegiatan advokasi pelindungan hewan. Hingga saat ini, ia juga terlibat dalam aktivitas edukatif dan sosial yang mendorong masyarakat untuk lebih peka terhadap perlindungan hak-hak hewan.
Meski telah berusia 85 tahun, Dewi Soekarno tetap aktif di dunia hiburan, bisnis, dan media sosial, termasuk menjalankan kanal YouTube dengan nama @lady.dewichannel yang telah diikuti oleh ratusan ribu orang. Selain aktif di panggung publik, ia juga dihadapkan pada sorotan hukum, di mana baru-baru ini, ia dijatuhi denda sebesar 29 juta yen (sekitar Rp3,05 miliar) oleh Pengadilan Buruh Jepang akibat serangkaian tuntutan terkait pemutusan hubungan kerja terhadap dua mantan karyawannya.
Sebelum mengambil langkah ini, Dewi Soekarno memiliki pengalaman mendalam dalam politik saat mendampingi Bung Karno selama masa kepresidenannya. Ia menyadari bahwa keputusannya untuk melepaskan status WNI mungkin mengecewakan sebagian orang di Indonesia, namun ia menekankan pencarian jalan baru untuk berkontribusi dalam masyarakat, khususnya dalam isu yang sangat ia cintai, yaitu perlindungan hewan.
Dengan tujuan untuk mencalonkan 20 hingga 30 kandidat, partai ini menargetkan perolehan 2 hingga 3 kursi di parlemen Jepang. Melalui inisiatif ini, Dewi Soekarno tidak hanya menunjukkan komitmennya terhadap isu perlindungan hewan, tetapi juga langkahnya untuk berkolaborasi dalam membangun masyarakat yang lebih humanis dan berkesadaran terhadap kehidupan bersama dengan makhluk lain.