
Pelatih Empoli, Roberto D’Aversa, menunjukkan sikap positif meskipun timnya tersingkir dari semifinal Coppa Italia setelah kalah agregat 5-1 dari Bologna. Dalam pernyataannya, D’Aversa merasa bangga bisa membawa Empoli mencapai semifinal untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, meskipun mereka mengalami kekalahan di leg pertama dengan skor 3-0 di kandang sendiri dan kalah 2-1 di leg kedua yang berlangsung di Stadio Dall’Ara.
“Kami meninggalkan semifinal bersejarah ini dengan kepala tegak,” ungkap D’Aversa kepada Sport Mediaset. Dia mencermati bahwa penyesalan terbesar muncul pada leg pertama, di mana para pemain melakukan kesalahan yang bisa dimanfaatkan oleh Bologna, salah satu tim terbaik di Italia saat ini. Meskipun hasil akhir mengecewakan, D’Aversa mencatat bahwa para pemain menunjukkan fokus yang baik di leg kedua, dan ia optimis bahwa semangat serupa bisa diterapkan dalam sisa laga Serie A untuk menghindari degradasi.
Selama pertandingan melawan Bologna, para pemain Empoli berjuang keras meskipun situasi di lapangan tidak berpihak kepada mereka. Giovanni Fabbian dan Thijs Dallinga mencetak gol untuk Bologna, sementara Viktor Kovalenko berhasil mencetak gol penyeimbang bagi Empoli. Kinerja positif yang ditunjukkan tetap menjadi pondasi bagi D’Aversa untuk terus berjuang di kompetisi liga.
Selain itu, D’Aversa juga mengungkapkan kesedihan mendalam atas kepergian Graziano Fiorita, fisioterapis legendaris Lecce, yang meninggal dunia secara mendadak. D’Aversa, yang pernah melatih Lecce, menyampaikan pesan duka yang tulus kepada keluarga Fiorita dan komunitas Lecce. “Saya terkejut, sedih, dan sangat terpukul dengan kepergian Graziano Fiorita. Ia adalah seorang fisioterapis luar biasa dan pribadi yang menyenangkan,” tulis D’Aversa di akun Instagram-nya.
Dalam pesan tersebut, D’Aversa mengenang dedikasi dan profesionalisme Fiorita, yang dikenal mampu membangun semangat tim. “Dia sering bercanda memanggil saya ‘maestro,’ tapi juga memiliki etos kerja dan fokus profesional yang luar biasa,” ujarnya. D’Aversa menambahkan bahwa Fiorita adalah sosok yang selalu siap membantu, positif, dan kompeten. Kenangan lucu yang pernah dihabiskan bersama Fiorita dan anggota tim lainnya akan selalu diingat oleh D’Aversa.
Kepergian Fiorita merupakan kehilangan besar tidak hanya bagi keluarga dan teman-temannya, tetapi juga bagi seluruh komunitas sepak bola di Lecce, di mana ia telah berkontribusi selama bertahun-tahun. Dalam situasi yang mengharukan ini, D’Aversa secara khusus menekankan pentingnya solidaritas dan cinta terhadap keluarga Fiorita, yang telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.
Dengan diselingi semangat juang untuk terus berkompetisi, Empoli diharapkan dapat meraih hasil positif di sisa musim Serie A dan mengamankan posisi mereka di kasta tertinggi liga Italia. D’Aversa yakin bahwa jika para pemain dapat menerapkan semangat dan disiplin yang ditunjukkan di leg kedua, masa depan mereka di liga akan lebih cerah. Empoli kini harus segera pulih dari kekecewaan atas hasil di Coppa Italia dan kembali fokus untuk menghadapi tantangan di liga domestik.