Dampak Tarif Trump: Perubahan Besar di Dunia Perjalanan dan Penerbangan

Penetapan tarif impor oleh Presiden Donald Trump, yang mulai berlaku pada 4 Maret 2023, telah menciptakan gelombang dampak di berbagai sektor, termasuk perjalanan dan penerbangan. Kebijakan ini, yang melibatkan pengenaan tarif yang lebih tinggi terhadap barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan Tiongkok, berpotensi mempengaruhi biaya perjalanan bagi pelancong internasional serta dinamika industri penerbangan. Dalam imbasnya, pengelola dan pelancong diharapkan dapat melihat dampak yang besar dalam jangka pendek maupun panjang.

Menurut Steven A. Carvell, profesor keuangan di S.C. Johnson College of Business, Cornell University, perjalanan bisnis kemungkinan akan menjadi sektor yang paling terpengaruh terlebih dahulu. Ia menjelaskan bahwa berkurangnya perjalanan lintas batas dan penurunan permintaan untuk akomodasi hotel akan terlihat. “Perjalanan kelompok dan pameran dagang besar, seperti CES tahunannya di Las Vegas, juga dapat mengalami dampak jika para bisnis memilih prioritas di negara lain sebagai hasil dari tarif ini,” ungkap Carvell.

Meskipun ia mencatat bahwa tarif tidak akan langsung mempengaruhi harga kamar hotel atau tiket pesawat, dampak jangka panjang pada rantai pasokan dapat mengarah pada peningkatan biaya dalam industri perjalanan. Ketika produsen pesawat seperti Boeing mengalami lonjakan biaya akibat tarif, maskapai penerbangan bisa jadi harus menaikkan tarif tiket untuk mengimbangi potensi kerugian.

Scott Keyes, pendiri dari platform perjalanan Going, menekankan bahwa dampak tarif tidak hanya berpotensi meningkatkan harga tiket, tetapi juga mengurangi jumlah penerbangan secara keseluruhan. Tingginya biaya perawatan pesawat yang disebabkan oleh tarif dapat memaksa maskapai untuk mengurangi rute penerbangan, berdampak jauh lebih luas pada ketersediaan perjalanan udara. Hal ini juga menambah tantangan bagi perusahaan yang bergantung pada ruang kargo yang dijual kepada pengirim, yang bisa mengakibatkan mereka menaikkan harga tiket demi menutupi kehilangan pendapatan.

Sementara itu, keberlangsungan ekonomi yang mungkin dipicu oleh kebijakan tarif ini juga memiliki implikasi yang penting. Apabila tarif ini menjerumuskan AS ke dalam resesi, permintaan untuk perjalanan dapat menurun, yang pada akhirnya dapat memaksa maskapai penerbangan untuk menurunkan harga untuk menarik pelanggan. Namun, dalam kondisi tertentu, penguatan dolar AS yang sering terjadi akibat tarif ini mungkin memberikan keuntungan bagi pelancong Amerika yang bepergian ke luar negeri.

Dampak psikologis dari kebijakan ini juga patut diperhatikan. Carvell menunjukkan bahwa pelancong Amerika mungkin akan merasa negara tujuan menjadi kurang ramah. “Ada dampak yang lebih besar terkait dengan bagaimana penduduk lokal di negara lain, seperti Kanada dan Meksiko, memandang pelancong AS dalam situasi ini,” tambahnya. Hal ini dapat mempengaruhi pengalaman perjalanan secara keseluruhan, menciptakan atmosfer yang membuat pelancong merasa tidak nyaman atau kurang disambut.

Dalam konteks yang lebih luas, peningkatan biaya dan pengurangan perjalanan internasional bisa mempengaruhi sektor pariwisata secara keseluruhan. Wisatawan dari luar AS yang semula sudah menghadapi biaya tinggi untuk datang ke Amerika mungkin kini semakin enggan melakukannya, menambah hambatan untuk kunjungan wisatawan asing ke negara tersebut.

Menghadapi semua ini, pelancong, perusahaan penerbangan, serta industri terkait perlu memantau situasi dengan seksama. Perubahan kebijakan yang cepat dan sifat volatil dari hubungan dagang internasional saat ini dapat menciptakan keadaan yang berubah-ubah dalam hal biaya dan pilihan perjalanan. Sementara dampak langsung dari tarif masih dapat diukur, efek kumulatif yang lebih dalam pada kurangnya perjalanan lintas batas akan menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan di masa mendatang.

Back to top button