Dampak Buruk Kebiasaan Duduk Lama: Waspadai Bahayanya!

Kebiasaan duduk yang berlebihan dan lack of physical activity semakin menjadi perhatian serius dalam dunia kesehatan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), disarankan untuk melakukan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu agar tubuh tetap bergerak dan sehat. Namun, banyak orang yang mengabaikan anjuran tersebut, sehingga menimbulkan masalah kesehatan yang beragam.

Duduk terlalu lama dapat mengakibatkan beberapa masalah kesehatan, salah satunya adalah obesitas. Lancar dalam beraktivitas fisik sangat penting untuk menjaga berat badan. Ketidakaktifan fisik yang berkepanjangan berisiko membuat seseorang mengalami penambahan berat badan yang tidak sehat, yang merupakan faktor risiko utama untuk banyak penyakit berbahaya. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang menghabiskan lebih dari delapan jam sehari dalam posisi duduk memiliki risiko kematian yang serupa dengan mereka yang merokok atau memiliki masalah obesitas.

Saat seseorang duduk terlalu lama, metabolisme tubuh akan melambat, mempengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur gula darah, tekanan darah, dan memecah lemak. Ini dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan, termasuk sindrom metabolik yang meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Dalam hal ini, kebiasaan duduk yang tidak pernah diimbangi dengan aktivitas fisik dapat menjadi pemicu resistensi insulin, yang berpotensi menyebabkan diabetes.

Selain dampak fisik, kebiasaan tidak bergerak ini juga berpengaruh terhadap kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang rendah dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi. Hal ini mempengaruhi tidak hanya kesehatan mental tetapi juga fungsi kognitif seseorang. Masalah kesehatan mental yang timbul akibat kurangnya aktivitas fisik ini menjadi perhatian yang semakin meningkat di kalangan masyarakat modern.

Sebuah studi tahun 2016 yang dipublikasikan dalam British Journal of General Practice membahas dampak serius dari kebiasaan duduk berlebihan. Penelitian tersebut menegaskan bahwa menghabiskan waktu seumur hidup di depan komputer atau televisi tidak bisa dicukupi dengan pergi ke pusat kebugaran sesekali. Penelitian ini juga mengangkat ide untuk mulai menggunakan meja berdiri sebagai salah satu solusi untuk mengurangi waktu duduk. Namun, peneliti juga mengingatkan bahwa berdiri dalam waktu lama pun tidak nyaman dan dapat berdampak pada kesehatan, seperti masalah varises dan nyeri pada kaki.

Adapun untuk mengurangi risiko yang diakibatkan oleh kebiasaan duduk terlalu lama, ada beberapa tips yang dapat diikuti. Salah satunya adalah berdiri dan bergerak setiap 30 menit. Meskipun tampak sepele, istirahat berjalan yang singkat dapat memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan. Selain itu, penting untuk berusaha mencapai sekurang-kurangnya 150 menit latihan intensitas sedang atau 75 menit latihan tinggi setiap minggu, sesuai dengan pedoman kesehatan yang ada.

Beberapa langkah praktis lainnya yang dapat diambil antara lain membatasi waktu bermain gawai dan berusaha memasukkan lebih banyak aktivitas fisik ke dalam rutinitas sehari-hari. Saat duduk, menjaga postur tubuh yang baik juga sangat dianjurkan, karena dapat mengurangi ketegangan pada otot dan sendi, sehingga mencegah masalah kesehatan lebih lanjut.

Dampak buruk dari duduk terlalu lama dan kurang bergerak memang tidak bisa diabaikan. Dengan perhatian dan usaha yang tepat, masyarakat dapat meminimalisir risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh kebiasaan ini. Penting bagi setiap individu untuk menyadari akan konsekuensi dari gaya hidup sedentari dan mulai mengambil langkah-langkah kecil menuju kehidupan yang lebih aktif dan sehat.

Back to top button