CIO 200: Mendorong IT Leaders Indonesia Menuju Kancah Global

GLOBAL CIO Forum (GCF) kembali menggelar Indonesia CIO 200 Summit 2025 di Jakarta pada Rabu, 30 Mei. Acara ini dihadiri oleh puluhan Chief Information Officer (CIO) dan pemimpin TI lainnya dari berbagai perusahaan di seluruh Indonesia. GCF, yang merupakan komunitas yang didirikan oleh GEC, sebuah perusahaan media terdepan dari Uni Emirat Arab, kini telah mengembangkan jaringan CIO 200 di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Dalam sambutannya, Anushree Dixit, Chief Strategy Officer GEC Media Group, menyatakan harapannya agar CIO 200 bisa menjadi platform yang menghubungkan para pemimpin TI global. “Dengan adanya CIO 200, IT Leaders dapat saling berbagi dan bekerja sama untuk menjawab tantangan serta memanfaatkan peluang di era digital,” ujar Dixit.

Untuk memperkuat keberadaan CIO 200 di Indonesia, terdapat tiga ambassador yang ditunjuk: Hendy Harianto (Group CIO dan Head of Business Process Transformation Meratus Group), Sudarto Unsurlany (Head of Digitalization PT. Petrosea), dan Ichwan Peryana (Co-Founder & Director Pinjam Modal). Hendy menekankan pentingnya adanya platform untuk menghubungkan pemimpin TI di Indonesia agar dapat berkontribusi lebih banyak bagi komunitas dan bangsa.

Dalam konteks transformasi digital yang berkembang pesat, keberadaan komunitas seperti CIO 200 menjadi sangat vital. Wilbertus Darmadi, CIO Toyota Astra Motor, mengatakan bahwa posisi CIO kini semakin penting. “Seorang CIO tidak hanya harus memahami teknologi yang berkembang cepat, tetapi juga menyelaraskan teknologi tersebut dengan tujuan bisnis perusahaan,” tuturnya. Ia juga menambahkan bahwa implementasi teknologi harus berjalan sesuai rencana agar dapat memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan.

Senada dengan itu, Setiaji, Chief of Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI, mengingatkan bahwa CIO harus mampu menyeimbangkan inovasi dan risiko, terutama dalam konteks layanan publik. “Menghilangkan risiko memang tidak mungkin, tapi kita perlu mengelola risiko yang ada,” ungkap Setiaji, yang menjelaskan pendekatan berhati-hati dalam melakukan inovasi di bidang kesehatan.

Ronny Tan, CIO PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, menambahkan bahwa inovasi dan manajemen risiko harus berjalan beriringan. Dalam pengembangan produk asuransi jiwa, timnya harus melakukan analisis risiko yang cermat untuk menentukan produk yang tepat bagi pasar.

Dalam acara tersebut, juga hadir para pelaku teknologi dari berbagai perusahaan, antara lain Keith Sng dari Veeam Software, Dr. Kenny Hong dari Oracle NetSuite, Sai Prasad Kolluri dari Google Cloud Indonesia, dan lain-lain. Mereka memberikan observasi tentang teknologi terkini yang dapat membantu CIO dalam menjalankan tugasnya.

Indonesia CIO 200 Summit 2025 juga memberikan penghargaan kepada IT Leaders yang dianggap berprestasi dalam empat kategori berbeda: Next-Gen, Leader, Master, dan Legend, berdasarkan pengalaman di dunia TI. Para penerima penghargaan ini akan melewati proses penilaian lanjutan untuk berpartisipasi dalam World CIO 200 Summit 2025 yang akan dilangsungkan di Mesir pada akhir tahun ini.

Dengan berbagai inisiatif dan dukungan yang ada, kehadiran CIO 200 di Indonesia diharapkan dapat menciptakan ruang untuk saling terhubung dan berdampak positif bagi perkembangan industri TI di tanah air. Di tengah dinamika transformasi digital yang kian pesat, kolaborasi antar IT Leaders akan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan dan menciptakan peluang inovasi yang lebih besar di masa mendatang.

Berita Terkait

Back to top button