Kesehatan

Cegah Stunting! Begini Pentingnya Vitamin D untuk Buah Hati

Sebagai bagian dari upaya untuk mencegah stunting dan meningkatkan kualitas gizi anak di Indonesia, penting untuk memberikan perhatian lebih pada asupan vitamin D. Data terbaru dari Survei Kesehatan Indonesia menunjukkan prevalensi stunting di Tanah Air mencapai 21,5%, dan sebagian besar anak yang mengalami masalah ini juga kekurangan vitamin D. Hal ini diungkapkan oleh dr. Karen Denisa dari Medical PT Kalbe Farma Tbk dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional.

Vitamin D memiliki beragam fungsi penting dalam tubuh, terutama dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. “Tubuh kita butuh nutrisi untuk bisa bekerja dengan optimal, yaitu karbohidrat, protein, lemak dan salah satunya yang paling sering dilupakan adalah vitamin D,” ungkap dr. Karen. Vitamin D berperan krusial dalam penyerapan kalsium, yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang. Apabila asupan vitamin D kurang, penyerapan kalsium dalam tubuh akan menurun, dan efeknya bisa sangat merugikan bagi anak-anak, termasuk gangguan dalam pertumbuhan tulang yang dapat berujung pada stunting.

Gejala kekurangan vitamin D sering kali tidak terlihat secara langsung, namun ada beberapa tanda yang bisa dikenali oleh orang tua. Anak yang mengalami kekurangan vitamin D dapat menunjukkan pertumbuhan tulang yang lambat, tulangnya terasa lunak, atau sering mengalami sakit. “Khususnya bagi anak-anak yang zaman sekarang lebih sering bermain gadget di dalam rumah dibandingkan bermain di luar, sehingga jarang terkena paparan sinar matahari,” tambah dr. Karen. Agar orang tua bisa lebih waspada, pemantauan terhadap gejala tersebut sangat penting agar tindakan pencegahan dapat dilakukan lebih awal.

Untuk mendapatkan asupan vitamin D, anak-anak bisa memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber utama. “Apabila ingin mendapatkan vitamin D dari matahari, disarankan untuk berjemur di pagi hari pada pukul 07.00 hingga 09.00, dengan durasi kurang lebih 10—15 menit,” jelas dr. Karen. Selain itu, 10—20% kebutuhan vitamin D juga dapat dipenuhi melalui makanan, terutama yang berasal dari protein hewani.

Sumber makanan yang kaya vitamin D antara lain ikan berlemak seperti salmon dan tuna, kuning telur, hati sapi, serta produk susu. Meskipun demikian, seringkali cara-cara alami tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin D anak, terutama bagi mereka yang telah menunjukkan gejala defisiensi. Dalam situasi tersebut, suplementasi vitamin D menjadi pilihan yang perlu dipertimbangkan. “Suplementasi vitamin D bisa membantu mendukung tumbuh kembang anak, terutama karena anak membutuhkan kalsium dan imunitas,” tambah dr. Karen.

Para orang tua disarankan untuk memperhatikan asupan gizi harian anak dan memastikan mereka mendapatkan cukup vitamin D. Dengan pola makan yang sehat, paparan sinar matahari yang baik, serta mungkin ditambah dengan suplemen, diharapkan anak-anak dapat tumbuh dengan optimal dan terhindar dari stunting. Secara keseluruhan, upaya ini merupakan bagian dari cita-cita Indonesia Emas 2045, di mana diharapkan generasi mendatang dapat menikmati kualitas hidup yang lebih baik dan bebas dari masalah kesehatan yang diakibatkan oleh kekurangan gizi.

Nadia Permata adalah seorang penulis di situs berita octopus.co.id. Octopus adalah platform smart media yang menghadirkan berbagai informasi berita dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button