Cegah Kanker Payudara: Peran Multidisiplin Tim Deteksi Dini

Kanker payudara tetap menjadi tantangan serius bagi kesehatan wanita di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penting bagi wanita untuk melakukan deteksi dini untuk mencegah perkembangan kanker pada stadium yang lebih parah, yang bisa menghambat proses penyembuhan. Para ahli menekankan bahwa pendekatan multidisiplin tim (MDT) dalam deteksi kanker payudara sangat krusial untuk meningkatkan peluang kesembuhan pasien.

Dr. Denni Joko Purwanto, seorang dokter spesialis bedah onkologi di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, menjelaskan bahwa MDT melibatkan kolaborasi antara berbagai profesi medis, termasuk dokter bedah, dokter patologi, dokter radiologi, dokter umum, dan perawat. Kerja sama ini bertujuan untuk mendeteksi kanker payudara sejak stadium awal, sehingga pasien memiliki peluang lebih baik untuk sembuh.

“Dalam konteks ini, pemeriksaan klinis yang baik menjadi kunci. Kita perlu melakukan deteksi dini secara efektif, melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti radiologi, patologi, dan onkologi. Dengan pendekatan MDT, rumah sakit di seluruh Indonesia bisa menyusun panduan praktik yang sesuai untuk masing-masing,” kata dr. Denni.

Meskipun jumlah dokter di Indonesia masih terbatas dan distribusinya belum merata, penguatan sistem MDT dapat membantu mendeteksi kanker pada stadium awal. Dr. Denni juga menjelaskan bahwa wanita memiliki peluang remisi yang tinggi jika kanker payudara ditemukan pada tahap awal. Ia mencatat bahwa berbagai metode pemeriksaan, seperti core biopsi dan vacuum assisted breast biopsy (VABB), dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan sebelum menjadi kanker.

Data yang disampaikan oleh dr. Denni menunjukkan bahwa kondisi seperti hiperplasia atipikal, di mana sel normal mulai berubah menjadi sel abnormal, memiliki risiko 14% untuk berkembang menjadi kanker dalam waktu 5 hingga 10 tahun. Lebih jauh, karsinoma duktal in situ, yang merupakan kondisi sel abnormal di saluran susu payudara (stadium 0), memiliki angka kesembuhan hampir 99% jika terdeteksi lebih awal.

Peran dokter dan tenaga medis lainnya dalam MDT tidak bisa diabaikan. Dr. Fajar Lamhot Gultom, dokter spesialis patologi anatomi di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, menekankan pentingnya dokter umum memiliki pengetahuan dasar tentang onkologi. Hal ini penting mengingat dokter umum dan perawat adalah petugas medis pertama yang berinteraksi dengan pasien.

“Dokter umum dan perawat perlu mengenali tanda-tanda benjolan yang mencurigakan sebagai kanker. Dengan demikian, mereka dapat memilah kondisi pasien dan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan agar langkah deteksi dini bisa dilakukan,” jelas dr. Fajar.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh MDT untuk meningkatkan deteksi dini kanker payudara:

1. Pelatihan dan pendidikan: Melakukan pelatihan rutin bagi dokter umum dan perawat tentang pengenalan tanda-tanda awal kanker payudara.
2. Penyusunan panduan lokal: Membuat panduan praktik yang sesuai dengan kondisi rumah sakit masing-masing untuk deteksi dan penanganan kanker payudara.
3. Kolaborasi lintas disiplin: Mendorong kerja sama antara berbagai spesialis untuk berbagi informasi dan pengalaman dalam mendeteksi dan menangani kanker payudara.
4. Program skrining: Mengimplementasikan program skrining kanker payudara yang lebih luas agar lebih banyak wanita mendapatkan pemeriksaan secara rutin.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya deteksi dini dan dukungan tim multidisiplin, diharapkan peluang kesembuhan pasien kanker payudara bisa meningkat secara signifikan. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya kesehatan payudara juga sangat diperlukan untuk mendorong perempuan melakukan pemeriksaan secara berkala.

Back to top button