Cahya Supriadi, kiper Bekasi City, merasa semakin termotivasi setelah Emil Audero Mulyadi, kiper Udinese yang kini resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), bergabung dengan tim nasional Indonesia. Kehadiran Emil, yang memiliki pengalaman bermain di klub-klub Eropa ternama seperti Juventus dan Inter Milan, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan Cahya dan kiper-kiper muda lainnya di Indonesia.
Cahya Supriadi menilai pengalaman yang dimiliki Emil sangat berharga. “Emil adalah pemain yang berpengalaman dan saya berharap bisa belajar darinya. Ini adalah kesempatan yang baik bagi saya untuk meningkatkan performa dan mendapatkan ilmu dari seorang kiper yang telah bermain di level yang sangat tinggi,” ungkapnya. Melalui pernyataan tersebut, Cahya menunjukkan tekadnya untuk kembali mendapatkan panggilan dari timnas Indonesia, baik di tim U-23 maupun tim senior.
Sejak musim ini, Cahya telah tampil dalam 16 pertandingan bersama Bekasi City di Liga 2, menunjukkan kemampuannya untuk berkompetisi di level yang lebih tinggi. “Mungkin saya masih muda, insyaallah kalau ada kesempatan saya promosi ke tim senior, saya akan ambil ilmunya dulu, pelajari apa yang mereka kasih, terus saya terapkan,” tambahnya. Harapan dan semangat Cahya sejalan dengan ambisi banyak pemain muda lainnya yang ingin menunjukkan kemampuan mereka di ranah nasional.
Emil Audero dan dua pemain lain, yaitu Dean James dan Joey Pelupessy, baru saja menyelesaikan proses perpindahan federasi dan kini resmi membela Timnas Indonesia. Dengan bergabungnya ketiga pemain tersebut, mereka akan memperkuat tim Garuda dalam laga persahabatan melawan Australia pada 20 Maret mendatang dan menghadapi Bahrain di Jakarta pada 25 Maret. Hal ini memberikan harapan baru bagi tim nasional untuk tampil lebih kompetitif di panggung internasional.
Cahya, yang sebelumnya telah membela timnas dalam berbagai kelompok usia—termasuk timnas U-19, U-20, dan tim senior pada ASEAN Cup 2024—memiliki ambisi besar untuk kembali mendapatkan kesempatan. Ia berharap dapat melihat lebih banyak pemain muda yang diberikan kesempatan untuk memperkuat timnas. “Harapannya mungkin semuanya juga akan pengen dipanggil timnas kembali, entah itu timnas U-23, entah itu timnas senior. Semoga ada rezekinya,” tuturnya.
Proses administratif Emil Audero untuk menjadi WNI tidak hanya menambah kekuatan tim, tetapi juga memberikan motivasi bagi pemain lain, termasuk Cahya. Emil adalah contoh nyata bahwa kerja keras dan determinasi dapat membuahkan hasil, bahkan dalam kompetisi yang ketat. Banyak pemain muda yang kini terinspirasi untuk terus berjuang agar dapat meraih tempat di hati pelatih Timnas, Patrick Kluivert.
Dengan makin banyaknya pemain berpengalaman di timnas, diharapkan akan tercipta suasana kompetitif yang sehat di dalam tim. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi para pemain veteran, tetapi juga bagi generasi muda yang sedang berusaha untuk menunjukkan kemampuan mereka. Emil Audero, dengan latar belakangnya yang menonjol, tentu dapat menjadi mentor yang baik bagi Cahya dan kiper lainnya dalam hal teknis dan mental bertanding.
Kedepannya, Cahya Supriadi yang masih berusia 22 tahun ini berharap dapat terus berkontribusi untuk klub dan negara. “Saya ingin memberikan yang terbaik untuk Bekasi City dan berharap suatu saat dapat kembali memperkuat timnas,” tutupnya. Dengan kehadiran Emil, tidak hanya motivasi Cahya yang meningkat, tetapi juga harapan untuk melihat para kiper muda Indonesia bersinar di pentas internasional semakin nyata.