Bursa Asia Bergejolak: Investor Pantau Keputusan Suku Bunga China

Bursa Asia-Pasifik menunjukkan fluktuasi yang signifikan pada pembukaan perdagangan Senin, 21 April 2025, di tengah ketidakpastian investor yang menunggu keputusan suku bunga dari Bank Sentral China (POBC). Keputusan ini diharapkan akan diumumkan dalam beberapa hari ke depan dan dianggap sebagai faktor kunci yang akan memengaruhi arah pasar saham di kawasan tersebut. Ketegangan dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok juga menambah tekanan terhadap nilai yuan, yang saat ini berada di bawah tekanan akibat sentimen negatif di pasar global.

Investor saat ini berada dalam posisi ‘wait and see’, menyaksikan dinamika kebijakan moneter dan perdagangan yang semakin rumit. Kebijakan perdagangan Presiden AS, Donald Trump, yang berkelanjutan, membuat pasar tetap dalam keadaan waspada. Pada pekan lalu, Trump meminta Federal Reserve untuk memangkas suku bunga dengan nada yang mengancam, menekankan bahwa Gubernur The Fed, Jerome Powell, tidak seharusnya dianggap aman di posisinya saat kebijakan moneter tidak sejalan dengan harapan pasar.

Dalam pernyataannya, Trump menjelaskan bahwa perang dagang yang sedang berlangsung antara AS dan Tiongkok membawa tantangan tersendiri bagi The Fed dalam mengejar tujuan ekonomi nasional, yaitu menjaga inflasi yang terkendali sekaligus memacu pertumbuhan. Komentar tersebut datang setelah Powell memperingatkan bahwa ketegangan perdagangan dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, indeks-indeks saham di Asia tidak luput dari dampak kondisi ini. Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka dengan penurunan sebesar 0,43 persen, sedangkan indeks Topix turun 0,35 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi mengalami sedikit penguatan sebesar 0,11 persen, meskipun indeks Kosdaq menunjukkan performa yang lebih datar. Pasar Australia dan Hong Kong mengalami libur Paskah, sehingga tidak memberikan kontribusi pada data perdagangan hari ini.

Bergerak ke pasar saham AS, situasinya juga tidak kalah menarik. Ketiga indeks utama di Wall Street mencatat pergerakan naik-turun yang signifikan. Indeks S&P 500 ditutup lebih tinggi pada sesi Kamis, 17 April 2025, tetapi secara keseluruhan mengalami koreksi 1,5 persen dalam sepekan terakhir. Indeks Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq Composite, di sisi lain, mencatat penurunan berturut-turut, dengan masing-masing kehilangan lebih dari 2 persen dalam empat hari terakhir.

Dari data yang dirilis oleh CNCB Internasional pada Senin ini, tampak jelas bahwa pasar sedang menghadapi tantangan berat, baik dari dalam negeri maupun skala global. Ketidakpastian mengenai keputusan suku bunga di Tiongkok dapat memengaruhi sentimen investor lebih jauh lagi, sehingga menciptakan gejolak di bursa Asia-Pasifik dalam jangka pendek.

Dalam menghadapi tantangan ini, investor di seluruh dunia tampaknya lebih berhati-hati dan tetap fokus pada perkembangan kebijakan yang akan datang. Bank Sentral China diharapkan tidak hanya mempertimbangkan kondisi domestik, tetapi juga dampak dari kebijakan luar negeri yang dapat memengaruhi stabilitas ekonomi mereka. Semuanya berfokus pada gambaran besar tentang bagaimana tindakan mereka akan membentuk iklim investasi di kawasan tersebut, serta respons pasar terhadap ketegangan yang terus berlanjut dalam hubungan perdagangan global.

Berita Terkait

Back to top button