
Konten kreator Gita Savitri Devi, yang lebih dikenal sebagai Gitasav, baru-baru ini mengalami hujatan dari publik terkait pernyataannya mengenai keputusan untuk menjalani hidup childfree. Melalui unggahan di media sosial, Gita berbagi perasaan tertekan yang dialaminya akibat komentar negatif dan perundungan dari netizen. Kejadian ini menyoroti kontroversi yang terjadi seputar pilihan hidup yang diambil oleh ruang generasi muda, terutama di kalangan para ibu.
Dalam pernyataannya, Gita mengungkapkan bahwa tekanan mental yang ia alami sempat membuatnya merasa putus asa, bahkan hingga nyaris menghadapi pikiran untuk mengakhiri hidupnya. “Tekanan yang datang dari komentar negatif melampaui batas privasi dan membuatku merasa diperlakukan tidak adil,” ujarnya. Gita pun menyayangkan banyak komentar yang datang dari orang-orang yang mengklaim diri mereka lebih religius, yang dinilai menghujatnya tanpa memahami konteks keputusannya.
Meskipun ada banyak dukungan yang datang dari publik, beberapa netizen menilai hujatan yang diterima Gitasav bukan hanya karena pilihan childfree-nya. Malahan, mereka mencatat bahwa sikap dan pernyataan yang dianggap arogan dari Gitasav adalah pemicu kemarahan publik yang sesungguhnya. Salah satu pernyataannya yang paling kontroversial adalah ketika ia beranggapan bahwa memiliki anak dapat mempercepat penuaan, serta menyatakan bahwa cara terbaik untuk tetap awet muda adalah dengan tidak memiliki anak.
Pernyataan tersebut memicu berbagai reaksi dari pengguna media sosial. “Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pilihan childfree-nya, tapi alasan di balik pilihannya yang membuat netizen geram,” kata salah seorang netizen. “Dia bilang orang yang punya anak akan lebih cepat tua, sedangkan anti-aging yang paling bagus adalah dengan tidak banyak pikiran. Itu kan konyol,” tambahnya. Banyak yang merasa bahwa pernyataan ini seolah menyudutkan mereka yang memilih untuk menjadi orang tua.
Para netizen berpendapat bahwa efek dari pernyataan Gita Savitri bisa lebih luas, khususnya bagi anak-anak yang mungkin membaca atau mendengar ungkapannya tersebut. Beberapa orang mencemaskan kemungkinan munculnya perasaan tidak diinginkan di kalangan anak-anak yang bersekolah maupun di lingkungan sosial mereka. “Kata-kata yang menyudutkan orang tua dan menganggap anak sebagai beban bisa berbahaya jika diartikan secara sepihak,” ujar seorang pengguna Twitter.
Di sisi lain, banyak yang mengharapkan figur publik seperti Gita Savitri dapat lebih berhati-hati dalam mengungkapkan pendapat, terutama mengingat pengaruh besar yang dimilikinya. Sebagai seorang influencer, diharapkan ia bisa memberikan perspektif yang lebih bijaksana dan tidak membangkitkan kontroversi yang berpotensi menyakiti hati orang lain.
Ketegangan ini menunjukkan bagaimana pilihan hidup seperti childfree masih menjadi isu sensitif di masyarakat. Perdebatan ini mencerminkan pergeseran nilai dan pandangan mengenai peran orang tua dan hak individu dalam menentukan pilihan hidup mereka. Beberapa menilai bahwa Gita Savitri harus lebih peka terhadap pengalaman dan perjuangan para ibu yang memilih untuk memiliki anak.
Ke depan, penting untuk mengedepankan dialog yang lebih konstruktif terkait pilihan hidup dan memahami bahwa setiap individu memiliki hak untuk memilih jalannya masing-masing tanpa harus saling merendahkan. Dalam dunia yang semakin terbuka ini, diharapkan masyarakat bisa lebih saling menghargai dan menghormati keputusan masing-masing.