Bos Honda Usul Mobil Hybrid Bebas Ganjil Genap di Jakarta!

PT Honda Prospect Motor (HPM) mengusulkan agar mobil hybrid dapat bebas dari aturan ganjil genap di Jakarta. Usulan ini muncul sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara yang semakin menjadi perhatian utama di Ibukota. Sales & Marketing and After Sales Director HPM, Yusak Billy, menegaskan bahwa kontribusi positif yang dimiliki mobil hybrid dalam mengurangi emisi gas buang harus didukung dengan kebijakan yang memudahkan penggunaannya.

Dalam diskusinya mengenai isu ini, Yusak Billy menjelaskan bahwa mobil hybrid Honda telah dilengkapi dengan teknologi canggih yang memungkinkan kendaraan ini beroperasi dengan tenaga baterai pada kecepatan rendah. Sehingga, saat berjalan di area perkotaan dan jalan protokol dengan batas kecepatan di bawah 60 km per jam, mobil ini tidak mengeluarkan emisi sama sekali. “Kita ingin agar kendaraan ramah lingkungan ini mendapatkan perlakuan yang wajar, seperti kebijakan bebas ganjil genap di beberapa area,” tambahnya.

Yusak menyoroti perlunya kebijakan tambahan untuk mendukung keberadaan mobil hybrid di Jakarta, menyusul beberapa regulasi positif yang sudah ada. Salah satunya, relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3 persen yang sebelumnya telah diterapkan oleh pemerintah untuk kendaraan ramah lingkungan. Ia berharap, dengan adanya kebijakan bebas ganjil genap, penjualan mobil hybrid di Jakarta akan meningkat secara signifikan.

Dari data yang ada, Jakarta merupakan kota dengan masalah polusi udara yang cukup serius, yang disebabkan oleh banyak faktor, termasuk kendaraan bermotor. Dalam konteks ini, keberadaan mobil hybrid dapat menjadi solusi jangka pendek untuk mengurangi emisi. Dengan mengizinkan mobil hybrid bebas dari aturan ganjil genap, pemerintah juga memberikan insentif bagi masyarakat untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

Kinerja mobil hybrid di Indonesia telah menunjukkan tren positif. Mobil ini tidak hanya hemat bahan bakar, tetapi juga mengurangi dampak lingkungan. Di Indonesia, terdapat berbagai model mobil hybrid yang tersedia di pasaran, dan Honda merupakan salah satu pelopor dalam kategori ini. Selain itu, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan, permintaan terhadap mobil ramah lingkungan diperkirakan akan terus meningkat.

Melalui kebijakan bebas ganjil genap, diharapkan semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk beralih menggunakan mobil hybrid. Hal ini tentu saja sejalan dengan upaya pemerintah Jakarta untuk meminimalisir kemacetan dan memperbaiki kualitas udara. Pasalnya, kendaraan yang berbasis hybrid akan lebih mengurangi beban jalan dan mengurangi emisi polusi udara.

Untuk mendorong inisiatif ini, Yusak menyarankan agar pemerintah melakukan kajian terkait dampak positif yang mungkin timbul jika mobil hybrid bebas ganjil genap. Ia percaya karenanya pasar mobil hybrid akan lebih agresif dan atraktif di kalangan konsumen Jakarta yang ingin berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih.

Seiring meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan hidup, kebijakan yang mendukung penggunaan kendaraan ramah lingkungan seperti mobil hybrid dan listrik menjadi sangat relevan. Keterlibatan produsen otomotif, seperti Honda, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk beralih ke opsi yang lebih berkelanjutan. Oleh karena itu, keputusan pemerintah untuk memberikan ruang lebih bagi kendaraan hybrid dalam regulasi transportasi dapat menjadi langkah signifikan yang sejalan dengan visi lingkungan yang lebih baik di Jakarta.

Dengan langkah inovatif ini, diharapkan Jakarta tidak hanya menjadi kota yang maju tetapi juga kota yang lebih bersih dan nyaman bagi penghuninya.

Berita Terkait

Back to top button