
Presiden China, Xi Jinping, dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan penting dengan beberapa pemimpin industri teknologi terkemuka di negeri tersebut, termasuk pendiri Alibaba, Jack Ma, dan pemimpin DeepSeek, Liang Wenfeng. Pertemuan ini direncanakan berlangsung pada pekan depan, sebagai upaya untuk menandai kebangkitan sektor teknologi dan kecerdasan buatan (AI) di China.
Melansir dari Bloomberg pada Jumat (14/2/2025), kabar ini mendapatkan perhatian luas, karena merupakan sinyal kuat dari Beijing yang menunjukkan dukungan terhadap perkembangan sektor teknologi, terutama di bidang AI. Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah China telah memperketat kendali terhadap sektor ini, tetapi kini terdapat tanda-tanda bahwa mereka mulai melonggarkan cengkeraman itu.
Sektor AI di China mengalami lonjakan signifikan, terutama setelah DeepSeek, sebuah perusahaan yang didirikan oleh Liang Wenfeng, menjadi pusat perhatian. DeepSeek baru-baru ini menciptakan chatbot AI yang kualitasnya diklaim setara dengan ChatGPT, namun dengan biaya produksi yang jauh lebih rendah. Pencapaian ini tidak hanya mengguncang Wall Street tetapi juga Silicon Valley, dan menunjukkan potensi inovasi yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan teknologi di China.
Sementara itu, Alibaba, yang sebelumnya menghadapi beragam tantangan dalam beberapa tahun terakhir, juga menunjukkan minat yang besar terhadap pengembangan AI. Raksasa teknologi ini baru saja mengumumkan kerja sama dengan Apple untuk memperdalam pengembangan AI mereka. Dengan langkah ini, Alibaba berharap dapat memanfaatkan momentum positif yang diciptakan oleh perkembangan teknologi di pasar domestik dan global.
Melihat nilai pasar Alibaba yang meningkat lebih dari USD 90 miliar sejak awal 2025, keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan solusi AI menjadi sangat krusial. Pertemuan antara Xi dan Ma bisa memiliki dampak signifikan bagi Alibaba, selaras dengan kebangkitan kembali perusahaan yang sempat terpuruk. Jack Ma, yang sebelumnya mengurangi keterlibatannya dalam bisnis, kini kembali menjadi sorotan publik, dan interaksi langsung dengan Xi Jinping diyakini dapat memberikan dorongan yang diperlukan untuk memperkuat posisi Alibaba di pasar.
Konferensi mendatang ini juga dapat menciptakan peluang bagi kerjasama lebih lanjut antara sektor publik dan swasta di China. Xi Jinping tampaknya menyadari pentingnya inovasi teknologi dalam mempertahankan daya saing global negara tersebut. Sebuah dalam konteks ini, menggandeng pemimpin-pemimpin industri yang visioner seperti Ma dan Liang menjadi langkah strategis yang dapat menguntungkan bagi ekonomi China yang semakin berfokus pada teknologi.
Dalam ruang lingkup yang lebih luas, pertemuan ini mencerminkan perubahan strategi Beijing terhadap kebijakan teknologi. Kini, alih-alih menerapkan kontrol ketat, pemerintah mulai memberikan lebih banyak ruang bagi inovasi dan kolaborasi. Ini adalah jawaban terhadap kritik yang selama ini menganggap bahwa pendekatan Beijing terlalu represif, sehingga menghambat pertumbuhan industri.
Dengan latar belakang ini, Indonesia dan negara-negara lain di kawasan dapat memperhatikan dinamika tersebut. Ketika teknologi AI semakin mendominasi berbagai sektor, langkah-langkah yang diambil oleh negara besar seperti China akan memiliki dampak luas terhadap pasar global, termasuk Asia Tenggara. Oleh karena itu, diskusi mengenai kebijakan dan inovasi di bidang teknologi harus terus dipantau oleh negara-negara lain, sebagai upaya untuk bersiap menghadapi perubahan yang mungkin datang.
Pertemuan Xi Jinping dengan Jack Ma dan Liang Wenfeng diharapkan menjadi tanda baru era keemasan bagi sektor teknologi China, terkhusus dalam pengembangan AI yang berpotensi mengubah tatanan industri. Namun, efek dari pertemuan ini terhadap teknologi AI China dan implikasinya bagi industri global masih harus dilihat seiring berjalannya waktu.