Bojonegoro Siaga Dua: Waspada Banjir Luapan Bengawan Solo!

Kondisi cuaca yang tidak menentu di wilayah Bojonegoro, Jawa Timur, kembali mengkhawatirkan warga. Setelah banjir bandang yang melanda Kecamatan Gondang baru-baru ini, kini Kabupaten Bojonegoro berada dalam status siaga dua banjir luapan dari sungai Bengawan Solo. Peningkatan permukaan air sungai ini dipicu oleh curah hujan yang tinggi di wilayah hulu dan hilir dalam beberapa hari terakhir.

Pada Minggu, 9 Maret 2023, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro mengeluarkan peringatan resmi terkait status siaga kuning atau siaga dua untuk sungai Bengawan Solo. Peringatan ini disampaikan kepada ribuan warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya banjir.

Kalaksa BPBD Bojonegoro, Heru Wicaksi, menegaskan pentingnya kewaspadaan warga. “Kami menghimbau kepada warga yang tinggal di sepanjang bantaran Bengawan Solo untuk siaga banjir. Peningkatan muka air sungai ini disebabkan oleh kiriman air deras dari kawasan hulu dan hujan lokal yang intensif,” ujar Heru pada petang hari yang sama.

Menurut pantauan yang dilakukan, ketinggian air di pos pengamatan pada Kelurahan Ledok Wetan, Kecamatan Bojonegoro, mencapai 13,09 meter di atas permukaan laut (dpl) pada pukul 08.00 WIB. Jika kondisi ini terus berlanjut, diperkirakan tinggi muka air dapat mendekati status siaga merah atau siaga tiga banjir.

Meskipun hingga saat ini belum ada laporan terkait genangan air pada rumah warga, banyak area di sekitarnya tetap dalam posisi berisiko. Di antara lokasi yang teridentifikasi berpotensi mengalami genangan adalah beberapa lorong di Kelurahan Ledok Wetan dan Ledok Kulon, serta desa-desa di Kecamatan Dander seperti Desa Ngablak dan Desa Ngulanan.

Bencana banjir memang bukan hal baru bagi masyarakat sekitar, dengan sejarah kejadian serupa yang sering terjadi akibat tingginya curah hujan dan kondisi geografis yang mempengaruhi aliran sungai. Pemkab Bojonegoro bersama BPBD dan instansi terkait telah berupaya melakukan antisipasi dengan pendataan dan pemasangan alat pemantau secara berkala.

Lebih lanjut, Heru Wicaksi menambahkan bahwa mereka juga telah mempersiapkan langkah-langkah evakuasi jika keadaan memburuk. “Kami telah menyiapkan peralatan dan personel. Jika kondisi mengharuskan, kami akan segera melakukan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman,” tuturnya.

Pemerintah setempat juga berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang cara mengantisipasi bencana banjir, dengan memberikan pelatihan dan informasi terkait kewaspadaan serta langkah yang harus diambil saat bencana melanda. Upaya ini bertujuan untuk meminimalkan risiko dan dampak yang lebih besar bagi masyarakat.

Dalam beberapa hari ke depan, masyarakat diimbau untuk tetap memantau berita dan informasi dari pihak berwenang, serta mengikuti perkembangan situasi terkini. Kesiapsiagaan dan kerja sama semua pihak menjadi kunci untuk menghadapi kemungkinan bencana ini.

Maka dari itu, warga Bantaran sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro harus tetap waspada dan bersiap menghadapi perubahan cuaca yang dapat memicu terjadinya banjir luapan. Situasi ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, serta perlunya dukungan dan koordinasi antara pemerintah dan masyarakat dalam meminimalisir dampak yang mungkin terjadi.

Berita Terkait

Back to top button