BNPB Lanjutkan Modifikasi Cuaca untuk Atasi Hujan Jabodetabek

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara resmi mengumumkan akan melanjutkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengurangi intensitas hujan ekstrem di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Operasi ini bertujuan untuk mengendalikan curah hujan guna meminimalkan dampak yang dapat ditimbulkan oleh bencana alam seperti banjir dan longsor.

Teknologi modifikasi cuaca yang digunakan BNPB melibatkan penyebaran bahan tertentu, yaitu natrium klorida (NaCl) dan kalsium oksida (CaO), ke langit menggunakan pesawat khusus. Dalam pelaksanaannya, BNPB berkolaborasi dengan TNI AU dan BMKG, yang memberikan dukungan analisis situasi cuaca serta identifikasi target awan untuk disemai dengan bahan modifikasi.

“Operasi ini bertujuan untuk menurunkan intensitas hujan, terutama di daerah yang berisiko tinggi mengalami banjir dan longsor,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resminya.

Rangkaian operasi ini dimulai sejak 4 hingga 8 Maret 2025, dengan pelaksanaan yang berfokus pada beberapa daerah strategis. Mekanisme awal dimulai dengan penetapan status tanggap darurat oleh daerah, diikuti dengan permohonan pelaksanaan OMC dari pemimpin daerah kepada BNPB. Dengan demikian, BNPB dapat menyiapkan pos pelaksanaan OMC di bandara terdekat, yang diisi oleh personil BNPB dan BMKG.

Pada enam sorti penerbangan sebelumnya, BNPB berhasil melakukan penyebaran. Pada Jumat, 7 Maret, BNPB melakukan total lima sort penerbangan dengan menyebarkan 4 ton NaCl dan 1 ton CaO. Penyebaran dilakukan di wilayah perairan Selatan Sukabumi, DAS Citarum, Sumedang, serta Waduk Saguling dan perairan Utara Karawang. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa wilayah Jabodetabek mengalami pengaruh positif, dengan tidak ada hujan tercatat setelah operasi berlangsung.

Sebagai langkah lanjutan, pada Sabtu, 8 Maret, BNPB kembali melanjutkan operasi OMC untuk mendukung penanganan bencana di Provinsi Jawa Barat. Dalam operasi ini, delapan sorti penerbangan dilakukan dengan ketinggian antara 8.000 hingga 11.000 kaki. Penerbangan pertama dimulai pada pukul 03.00 WIB, dan diakhiri pada pukul 22.30 WIB. Seluruh proses ini disesuaikan dengan kondisi atmosfer serta kemunculan awan yang memungkinkan untuk diintervensi.

BNPB menegaskan bahwa hasil operasi ini semakin menguatkan efektivitas teknologi modifikasi cuaca sebagai bagian dari strategi mitigasi bencana. Operasi ini tidak hanya fokus pada pengurangan curah hujan, tetapi juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. “BNPB berkomitmen untuk menerapkan berbagai strategi mitigasi guna melindungi masyarakat dari dampak cuaca ekstrem dan potensi bencana yang menyertainya,” jelas Abdul Muhari.

Dengan langkah yang terus dilakukan BNPB, diharapkan masyarakat dapat terlindungi dari berbagai risiko bencana yang sering kali muncul akibat cuaca ekstrem. Operasi Modifikasi Cuaca menjadi salah satu solusi innovatif dalam menghadapi tantangan iklim yang semakin meningkat, serta menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di kawasan Jabodetabek dan sekitarnya.

Back to top button