
Jakarta, Octopus – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menerapkan strategi konservatif dalam penyaluran kredit di tengah tantangan likuiditas perbankan yang meningkat. Dalam kuartal I 2025, bank ini mencatat pertumbuhan kredit sebesar 10,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan total penyaluran mencapai Rp765,47 triliun.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menyatakan bahwa dalam menghadapi ketidakpastian global, BNI tetap fokus pada perbaikan kualitas kredit dan pengelolaan likuiditas. “Kami berfokus untuk memperkuat likuiditas dengan menyeimbangkan antara pertumbuhan kredit dan faktor risiko. Ini terlihat dari kontribusi signifikan segmen korporasi yang berkualitas tinggi dalam penyaluran kredit,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 1 Mei 2025.
Dari total penyaluran kredit, segmen korporasi mendominasi dengan kontribusi sebesar 56,6 persen. Diikuti oleh segmen konsumer yang berkontribusi 18,9 persen. Sementara itu, untuk segmen menengah dan kecil, BNI mengambil langkah strategis melalui akuisisi kredit yang terintegrasi dalam rantai pasok (value chain) dari nasabah korporasi.
Selain penyaluran kredit, BNI juga berhasil menjaring dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 5 persen menjadi Rp819,58 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan tabungan yang solid, dengan pertumbuhan mencapai 10,2 persen, dan giro yang meningkat 3,4 persen (yoy). Komposisi DPK ini menjadikan rasio CASA BNI berada di level 70,5 persen, naik dari 69,9 persen pada akhir 2024.
BIaya dana atau cost of fund BNI pada kuartal I 2025 tercatat sebesar 2,75 persen, membaik dibandingkan dengan 2,79 persen pada kuartal I 2024. Strategi menjaga likuiditas juga terlihat dari penurunan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berkurang dari 96,1 persen pada kuartal IV 2024 menjadi 93,1 persen di kuartal I 2025. Penurunan ini memberikan keleluasaan bagi BNI untuk menumbuhkan kredit sesuai dengan target yang telah ditetapkan, sambil tetap mempertahankan kehati-hatian.
Dalam hal kualitas aset, rasio non performing loan (NPL) BNI tetap terjaga di angka 2 persen, dan loan at risk (LAR) menurun menjadi 10,9 persen dari 13,3 persen pada kuartal I 2024. Perbaikan kualitas ini berkontribusi pada penghematan beban pencadangan yang dibentuk atau credit cost, yang turun dari 1 persen menjadi 0,9 persen, sejalan dengan target aspirasi BNI untuk tahun ini.
BNI menerapkan berbagai strategi khusus untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabil. Beberapa upaya yang dilakukan untuk menjaga likuiditas dan kualitas kredit antara lain:
1. Fokus pada penyaluran kredit ke segmen korporasi berkualitas tinggi.
2. Meningkatkan penghimpunan DPK melalui digitalisasi yang efisien.
3. Menjaga rasio NPL dan LAR untuk meminimalkan risiko kredit.
4. Mengatur strategi akuisisi kredit yang terintegrasi dalam rantai pasok nasabah korporasi.
Dengan berbagai langkah strategis ini, BNI berharap dapat terus beradaptasi dengan kondisi pasar yang dinamis dan menjaga pertumbuhan yang stabil di tengah tantangan yang ada. Situasi likuiditas perbankan yang ketat mendorong bank-bank termasuk BNI untuk lebih berhati-hati, namun tetap optimis dalam mencapai target pertumbuhan kredit yang diinginkan.