
PENDARAT bulan Blue Ghost dari Firefly Aerospace mencatatkan momen yang menggugah sebelum kehabisan daya pada 16 Maret 2025. Dengan memanfaatkan waktu yang tersisa, kendaraan bertenaga surya ini berhasil mengabadikan pemandangan dramatis Matahari terbenam di Mare Crisium, sebuah lokasi di permukaan Bulan. Momen bersejarah itu bukan hanya terlihat cantik, namun juga memiliki nilai ilmiah yang signifikan.
Matahari terbenam yang diabadikan oleh Blue Ghost terjadi tak lama sebelum pendarat itu kehilangan energinya. Dalam tayangan video yang dirilis, tampak bagaimana cahaya Matahari perlahan-lahan menghilang di balik cakrawala berbatu Bulan. Joel Kearns, wakil administrator eksplorasi di Direktorat Misi Sains NASA, menekankan pentingnya gambar ini dengan menyebutnya sebagai “gambar beresolusi tinggi pertama” yang berhasil menangkap seluruh proses perubahan cahaya pada permukaan Bulan.
Kearns menambahkan, data yang didapat dari gambar tersebut akan berguna untuk penelitian lebih lanjut dalam memahami pola penyebaran cahaya di Bulan. Hal ini sangat penting bagi ilmuwan untuk mengembangkan model fisika optik yang lebih akurat di lingkungan Bulan. “Akan ada banyak analisis fisika dan optik yang dilakukan berdasarkan gambar ini,” tegas Kearns dalam konferensi pers yang membahas keberhasilan misi ini.
Sejak diluncurkan pada 15 Januari 2025 dengan roket SpaceX Falcon 9, misi Blue Ghost adalah yang pertama dari Firefly Aerospace dalam program Commercial Lunar Payload Services (CLPS) yang disponsori NASA. Pendarat ini berhasil mendarat dengan mulus di Mare Crisium pada 2 Maret, menjadikannya sebagai kendaraan swasta kedua yang sukses mencapai permukaan Bulan. Setelah pendaratan, selama dua minggu, Blue Ghost bersama 10 instrumen sains dari NASA mulai melakukan pekerjaannya, dengan mengumpulkan data tentang lingkungan Bulan.
Beberapa instrumen penting yang dibawa Blue Ghost termasuk LISTER (Lunar Instrumentation for Subsurface Thermal Exploration with Rapidity), yang bertugas untuk mengebor permukaan Bulan dan mengukur suhu serta aliran panas, dan Lunar PlanetVac yang berfungsi untuk mengumpulkan serta memilah regolith bulan. Pengumpulan data ini penting untuk memahami lebih dalam tentang karakteristik permukaan Bulan dan dapat dikembangkan untuk keperluan misi mendatang, termasuk potensi pengembalian sampel.
Misi Blue Ghost tampaknya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. NASA menyatakan kepuasan atas hasil eksperimen yang dilakukan dan kolaborasi antara tim Firefly dan ilmuwan NASA. Mengingat kendaraan ini tidak dirancang untuk bertahan di suhu ekstrem Bulan yang berlangsung sekitar dua minggu, pendarat ini kemungkinan besar tidak akan dapat diaktifkan kembali atau meneruskan operasinya. Namun, Firefly berencana untuk melakukan upaya menghubungi pendarat setelah Matahari kembali terbit, meskipun peluang tersebut tergolong kecil.
Ray Allensworth, direktur program pesawat ruang angkasa Firefly mengungkapkan optimisme, “Pendarat ini telah memberi banyak kejutan dalam dua bulan terakhir dan segalanya berjalan sangat baik. Mungkin kita akan menerima sinyal pada awal April.” Hal ini menunjukkan harapan untuk mendapatkan kembali kontak dengan Blue Ghost, meskipun dia juga mempertimbangkan bahwa hasil tersebut tidak dapat dijamin.
Pendarat Blue Ghost bukan hanya membawa misi ilmiah, tetapi juga menjadi simbol kemajuan teknologi dan eksplorasi luar angkasa di era modern. Dengan setiap gambar dan data yang diperoleh, para ilmuwan dan peneliti semakin dekat untuk memahami fenomena yang ada di Bulan, dan ini dapat membuka jalan untuk misi-misi selanjutnya, termasuk rencana untuk mengirim manusia kembali ke Bulan. Pemanfaatan waktu sebelum kehabisan daya oleh Blue Ghost menjadi bukti komitmen manusia dalam menjelajahi dan memahami alam semesta kita lebih dalam.