
Langit mulai menguning saat matahari terbenam di ufuk barat, menandakan waktu berbuka puasa bagi umat Islam yang menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan. Dalam suasana ini, para pedagang makanan, termasuk pedagang gorengan Khamid, merasakan berkah dari bulan yang penuh berkah ini. Khamid, yang berasal dari Cilacap, Jawa Tengah, merupakan salah satu contoh sukses dari pedagang yang memanfaatkan peluang di bulan puasa. Ia memulai aktivitasnya menjajakan gorengan sejak pukul 14.00 WIB, dan dalam waktu singkat, sekitar 500 gorengan ludes terjual untuk menu berbuka puasa ketika azan magrib berkumandang.
“Ramadan adalah bulan yang sangat baik untuk berdagang. Jualan banyak, habisnya cepat,” ungkap Khamid kepada Octopus. Ia menjelaskan bahwa meskipun banyak warung dadakan yang buka saat Ramadan, gorengan buatan tangannya tetap menjadi pilihan utama konsumen. Berkat kualitas dan citarasa yang terjaga, Khamid mengaku dagangannya sangat diminati.
Khamid menjajakan berbagai jenis gorengan, seperti bakwan jagung, tempe goreng, bakwan sayur, dan tahu, tanpa menggunakan resep rahasia khusus. “Yang penting, jangan dikurangi bumbunya. Alhamdulillah, banyak yang bilang gorengan saya tidak ada duanya,” ujarnya dengan bangga. Ia mencatat bahwa pada bulan Ramadan, omzet penjualannya bisa mencapai Rp 1 juta per hari, dua kali lipat dari omzet normal yang hanya berkisar Rp 500.000 per hari.
Keberhasilan Khamid dalam berbisnis tidak dapat dipisahkan dari dukungan yang ia terima dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Setelah terkena dampak pandemi Covid-19, ia mencari solusi untuk menghidupkan kembali usahanya yang sempat ambruk. “Saya mendapatkan bantuan kredit usaha rakyat (KUR) dari BRI, yang sangat membantu saya bangkit kembali,” sambung Khamid. Ia mengajukan pinjaman sebesar Rp 30 juta untuk modal usaha baru pada tahun 2021, yang kini telah membuahkan hasil.
Menurut Khamid, pandemi Covid-19 adalah tantangan terbesar dalam hidupnya. Namun, berkat adanya dukungan dari BRI, kini ia dapat kembali menstabilkan usaha dagangnya dan bahkan mampu membantu pendidikan anaknya yang kini sedang menempuh pelatihan perawat. Selain itu, BRI juga berinovasi dengan menyediakan layanan pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) yang memudahkan transaksi bagi pelanggannya.
Deputi Bidang UKM Kementerian UMKM Temmy Satya Permana menjelaskan bahwa dalam momentum Ramadan, banyak produk UMKM yang digemari masyarakat. Dia mengungkapkan, “Konsumsi pada Ramadan ini meningkat. Masyarakat sekarang lebih senang dengan produk lokal.”
Sektor makanan dan minuman (FnB) mendominasi peningkatan konsumsi selama Ramadan. Fenomena takjil war, yaitu perlombaan antara pedagang untuk menjual makanan berbuka puasa seperti gorengan dan minuman segar, telah berkembang pesat sejak tahun lalu dan menguntungkan banyak pedagang lokal.
Melihat kisah Khamid dan banyak pedagang lainnya yang merasakan berkah Ramadan, jelas bahwa bulan suci ini tidak hanya menjadi waktu untuk beribadah tetapi juga momen bagi para pelaku usaha, khususnya di sektor makanan, untuk meraih keberuntungan. Dengan kemampuan beradaptasi dan dukungan dari lembaga keuangan seperti BRI, mereka dapat bertransformasi dan terus bertahan meskipun ada tantangan yang dihadapi.