Sains

Berbagai Calon Pembeli TikTok di AS: Youtuber hingga Mantan Menteri

Penangguhan hukuman untuk TikTok di Amerika Serikat (AS) telah memicu berbagai spekulasi dan inisiatif pembelian oleh beberapa pihak. Dengan batas waktu yang ditetapkan hingga April 2025, calon-calon pembeli TikTok mulai bermunculan, mencakup berbagai kalangan, dari perusahaan teknologi hingga influencer media sosial. Dalam kesempatan ini, sejumlah nama besar telah terlibat dalam upaya untuk mendapatkan platform yang kini menjadi salah satu media sosial terpopuler di dunia tersebut.

Salah satu calon pembeli yang paling banyak dibicarakan adalah kolaborasi antara Microsoft dan Oracle. Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, kedua perusahaan ini diketahui tengah melakukan negosiasi untuk mengakuisisi TikTok. Melalui kesepakatan yang diusulkan, ByteDance, pemilik TikTok yang berbasis di China, akan mempertahankan saham minoritasnya, sementara Oracle bertugas untuk mengawasi algoritma, data, dan pembaruan perangkat lunak aplikasi. Menurut National Public Radio (NPR), jika kesepakatan terwujud, investor asal AS akan memiliki saham mayoritas, sekaligus meminimalkan pengaruh kepemilikan China.

Selanjutnya, Perplexity AI, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kecerdasan buatan, juga menunjukkan ketertarikan untuk melakukan merger dengan TikTok. Proposal terbaru mereka, yang diberitakan oleh TechCrunch, akan memberikan pemerintah AS hingga 50% kepemilikan pada entitas baru yang diusulkan. Perusahaan ini sebelumnya telah melakukan revisi tawaran setelah mendapatkan masukan dari pemerintah yang mengkhawatirkan masalah keamanan nasional terkait TikTok.

Dalam dunia media sosial, Youtuber ternama MrBeast, atau Jimmy Donaldson, juga ikut serta dalam percaturan ini dengan membentuk konsorsium untuk melelang pembelian TikTok. Mereka telah mengumpulkan dana sekitar US$20 miliar (setara Rp325 triliun) untuk merealisasikan ambisi tersebut. Menurut Jesse Tinsley, pengusaha teknologi yang terlibat dalam konsorsium ini, mereka belum mengadakan komunikasi resmi dengan ByteDance, namun memiliki rencana yang jelas untuk langkah selanjutnya.

Di sisi lain, Project Liberty turut menambahkan variasi dalam daftar calon pembeli dengan meluncurkan “The People’s Bid for TikTok”, sebuah kampanye yang diikuti oleh investor terkenal Kevin O’Leary dari acara televisi “Shark Tank”. Proyek ini bertujuan untuk memberikan peluang bagi individu dan usaha kecil untuk memiliki bagian dalam masa depan TikTok, menunjukkan bahwa ketertarikan terhadap platform ini datang tidak hanya dari kalangan perusahaan besar tetapi juga komunitas yang lebih luas.

Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, yang dikenal dengan opini kontroversialnya, juga disebut-sebut sebagai salah satu calon pembeli. Menurut laporan Bloomberg, pejabat senior Tiongkok bahkan menyebutkan kemungkinan bisnis TikTok dijual kepada Musk. Musk menyatakan bahwa TikTok seharusnya tidak dilarang beroperasi di AS, dengan menekankan pentingnya kebebasan berpendapat.

Tak kalah menarik, Steven Mnuchin, mantan Menteri Keuangan AS, mengumumkan bahwa ia sedang berupaya mengumpulkan dana untuk menawar TikTok. Dalam sebuah wawancara di CNBC, Mnuchin menyebutkan bahwa meskipun proses negosiasi dengan ByteDance sedang terhenti, ia tetap optimis dan akan terus memantau perkembangan yang terjadi.

Daftar calon pembeli TikTok yang mulai merangkum berbagai tokoh dan perusahaan ini mencerminkan betapa berharganya platform tersebut dalam lanskap media sosial saat ini. Keberadaan TikTok sebagai aplikasi yang digemari jutaan pengguna memungkinkan berbagai pihak melihat peluang keuntungan, baik dari sisi finansial maupun pengaruh sosial.

Dengan dinamika yang terus bergulir dan berbagai proposal yang terus muncul, masa depan TikTok di AS akan sangat tergantung pada bagaimana negosiasi, regulasi, dan reaksi publik berlangsung dalam waktu dekat.

Nadia Permata adalah seorang penulis di situs berita octopus.co.id. Octopus adalah platform smart media yang menghadirkan berbagai informasi berita dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button