
Nikita Mirzani baru-baru ini mengungkap informasi mengejutkan terkait kondisi keuangan Laura Meizani, yang dikenal sebagai Lolly, selama tinggal bersama keluarga Vadel Badjideh. Menurut Nikita, uang yang diperoleh Lolly dari endorsement diduga mengalir ke rekening Martin Badjideh, kakak Vadel. Hal ini mengakibatkan Lolly kerap mengalami kesulitan bahkan untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari, sering kali harus menunggu transferan dari keluarga tersebut.
Dalam sebuah wawancara, Nikita Mirzani menyoroti bagaimana sulitnya Lolly untuk mendapatkan makanan yang layak, mengisahkan bahwa Lolly pernah terpaksa meminum air keran dan makan sisa makanan. “Laura itu pernah minum air keran, dan dia pernah makan makanan kemarin. Mungkin tidak basi, tapi ya itulah,” ungkap Nikita, menunjukkan betapa parahnya situasi yang dialami oleh Lolly.
Belum ada informasi detail mengenai tarif endorsement yang diterima Lolly, namun dalam pernyataan sebelumnya, Nikita pernah menyebutkan bahwa Lolly hanya dibayar sebesar Rp5 juta untuk menjadi brand ambassador. Jumlah tersebut sangat rendah untuk ukuran industri, di mana tarif untuk menjadi brand ambassador biasanya jauh lebih tinggi. Nikita pun mengekspresikan kemarahannya terkait dengan besaran yang terbilang tidak wajar untuk seorang brand ambassador, “Siapa pun yang meng-endorse, mau PP story atau feed, apalagi brand-brand abal-abal itu, kalian berhadapan dengan saya,” katanya.
Di samping itu, Nikita juga sempat mengungkapkan dugaan bahwa keluarga Vadel Badjideh telah menyalahgunakan hasil kerja keras Lolly, mengklaim bahwa total uang yang diambil oleh mereka bisa mencapai ratusan juta rupiah. “Dia dapat uang endorse, dia dapat uang apa, tapi apa? Dia bayarin itu laki,” tegas Nikita dalam sebuah program talkshow. Ia menambahkan, “Sebetulnya sakit hatinya gini. Gila ya itu anak, ngebayarin itu laki tapi orang nagih utangnya ke sini, hampir Rp400 juta.”
Kondisi ini menyoroti isu yang lebih besar mengenai perlakuan terhadap talent di industri hiburan, di mana mereka seringkali tidak mendapatkan imbalan yang sesuai dengan kerja kerasnya. Hal ini juga menunjukkan pentingnya transparansi dalam industri endorsement, agar tidak ada lagi eksploitasi terhadap talent yang bekerja keras untuk meningkatkan brand awareness suatu produk.
Saat ini, publik menanti reaksi lanjutan dari pihak Lolly maupun keluarga Vadel Badjideh terkait skandal ini. Dengan segala tudingan dan pertikaian yang terjadi, kejelasan mengenai aliran dana endorsement Lolly diharapkan bisa terungkap agar pembaca memperoleh informasi yang akurat serta pemahaman yang mendalam tentang kondisi yang dihadapi oleh talenta muda tersebut.
Permasalahan ini tidak hanya berdampak pada Lolly secara pribadi, tetapi juga membuka diskusi lebih luas tentang standar pembayaran dalam industri endorsement di Indonesia. Dengan banyaknya kasus serupa yang terjadi, penting bagi para talent untuk lebih memahami hak-hak mereka dan memiliki perjanjian yang jelas terkait penghasilan dari endorsement yang mereka terima.