Benci Banget! Ariel Tatum Istighfar Saat Jadi Pelakor di Film

Ariel Tatum, salah satu aktris muda berbakat Indonesia, kini kembali menjadi sorotan publik berkat perannya yang kontroversial dalam film “La Tahzan”. Dalam film tersebut, Ariel berperan sebagai Asih, seorang asisten rumah tangga yang secara tidak langsung menjadi ancaman bagi kehidupan rumah tangga majikannya, yang diperankan oleh Deva Mahenra dan Marshanda. Karakter Asih yang kompleks, berkontribusi pada ketegangan dalam film ini dan membuat Ariel tidak hanya merasa marah terhadap karakter yang ia mainkan, tetapi juga sering mengucapkan istighfar selama proses syuting.

Ariel mengungkapkan bahwa peran tersebut membuatnya merasa sangat geregetan. “Aku gak pernah sebanyak ini istighfar selama syuting film. Setiap adegan, sebagai Ariel, aku ikut deg-degan dan murka,” ungkap Ariel di Setiabudi, Jakarta Selatan. Menjalaninya, Ariel mengakui bahwa meskipun dia merasa benci terhadap karakter Asih, pengalaman syuting tersebut tetap memberikan kebahagiaan tersendiri bagi dirinya. “Jujur, selama syuting sampai sekarang aku sangat bahagia. Tapi selama jadi Asih, aku pribadi sangat membenci karakter ini,” tambahnya.

Karakter Asih bagi Ariel adalah representasi dari salah satu sisi gelap dalam masyarakat yang kerap kali tidak terangkat. Meskipun Asih jelas tergolong sebagai pelakor—atau perempuan yang merebut suami orang—Ariel berpendapat bahwa karakter tersebut memiliki lapisan kompleksitas yang menarik untuk dieksplorasi. “Susah untuk menjelaskan lebih detail tanpa spoiler. Tapi yang bisa aku spill dari poster adalah Asih punya dua sisi yang saling berseberangan,” jelas Ariel, menggoda rasa ingin tahu penonton mengenai kedalaman karakter yang ia perankan.

Proses pengambilan gambar film “La Tahzan” yang menguras emosi ini tidak hanya menantang Ariel sebagai seorang aktris, tetapi juga memberi pelajaran berharga tentang penggambaran manusia dengan segala nuansanya. Ariel menyadari pentingnya memahami karakter yang ia mainkan secara menyeluruh, bukan hanya dari sudut pandang yang hitam dan putih. Ini adalah pengalaman pertama Ariel berperan sebagai karakter dengan sifat yang bertolak belakang, yang membuatnya merasa bahwa peran ini adalah salah satu tantangan terberat dalam karirnya hingga saat ini.

Film “La Tahzan” diharapkan akan menggugah penonton untuk menggali tema-tema seperti perselingkuhan, kejujuran dalam hubungan, serta moralitas sosial. Masyarakat sering kali memiliki pandangan sepihak mengenai karakter yang dianggap jahat, namun film ini mencoba memberikan perspektif yang lebih dalam mengenai motivasi dan latar belakang yang mendorong seseorang untuk mengambil tindakan yang dianggap tidak etis.

Dalam industri yang semakin kompetitif, Ariel Tatum terus menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dan mengambil risiko dalam memilih peran-peran yang menantang. Hal ini jelas tampak dari cara dia menjalani proses akting dan bagaimana dia mampu menyampaikan emosi karakter yang kompleks dengan baik. Kinerja kuat ini diharapkan tidak hanya akan mengukuhkan posisinya sebagai aktris berbakat, tetapi juga membawa penonton untuk merenung tentang isu-isu sosial yang diangkat dalam film.

Salah satu daya tarik dari karakter yang ia mainkan adalah kemampuannya menciptakan koneksi emosional dengan penonton, meskipun fakta bahwa Asih adalah karakter yang sering dibenci. Ariel mengharapkan bahwa penonton dapat merasakan ketegangan dan konflik yang terjadi dalam film ini, dan mendorong diskusi mengenai isu-isu yang relevan di kehidupan nyata. Hal ini menunjukkan bahwa seni peran, termasuk film, tidak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga sebagai medium untuk refleksi sosial yang mendalam.

Back to top button