BEI Bicara Prospek IPO 2025 di Tengah Gejolak IHSG: Apa Harapan?

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, berbicara mengenai prospek initial public offering (IPO) yang direncanakan sepanjang tahun 2025, meskipun di tengah gejolak yang melanda Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam pernyataannya, Iman menegaskan bahwa hingga saat ini terdapat 10 calon emiten yang tergabung dalam pipeline IPO di BEI yang siap untuk melantai di bursa.

"Pipeline kami tidak berubah. IPO itu kan jangka panjang, masih ada setahun ke depan. Kami sudah melihat hari ini ada 10 yang akan melakukan listing," ujar Iman saat menghadiri konferensi pers terkait Kebijakan Mengantisipasi Volatilitas Perdagangan Saham di Jakarta pada 19 Maret 2025.

Meskipun IHSG mengalami koreksi yang cukup signifikan beberapa waktu lalu, Iman tetap optimis terkait potensi pertumbuhan pasar modal Indonesia. Ia menyatakan bahwa adanya penambahan permintaan serta kembalinya kepercayaan investor asing di pasar domestik sangat mungkin terjadi. Optimisme ini juga didukung oleh kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memungkinkan perusahaan terbuka melakukan buyback saham tanpa harus mendapatkan persetujuan dari rapat umum pemegang saham (RUPS).

Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon di OJK, Inarno Djajadi, ketentuan baru ini kini tercantum dalam Pasal 7 Peraturan OJK Nomor 13. "Kami mengumumkan kebijakan bahwa perusahaan terbuka dapat melakukan pembelian kembali saham tanpa harus memperoleh persetujuan rapat umum pemegang saham," ungkap Inarno. Ia menambahkan bahwa keputusan untuk memfasilitasi buyback tanpa RUPS diambil mengingat kondisi pasar yang berfluktuasi.

Kebijakan OJK ini berlaku selama enam bulan setelah dikeluarkannya surat tersebut, mulai dari 18 Maret 2025. Inarno berharap bahwa kebijakan ini dapat memberikan sinyal positif tentang fundamental perusahaan yang baik, serta meningkatkan kepercayaan pasar. Ia juga mengungkapkan bahwa kebijakan itu memberikan fleksibilitas bagi perusahaan dalam menghadapi tekanan harga saham yang tinggi.

Dengan alasan-alasan tersebut, pasar modal Indonesia menjadi semakin menarik untuk dicermati oleh para investor. Daftar calon IPO yang diharapkan akan dilaksanakan pada 2025 pun menunjukkan potensi yang cukup menarik untuk investasi baru. Para investor disarankan untuk mengikuti perkembangan daftar IPO ini dan memantau pergerakan IHSG, yang dapat menjadi indikator penting dalam pembentukan strategi investasi yang tepat.

Melihat lebih jauh, partisipasi investor asing diharapkan meningkat seiring dengan stabilnya kepercayaan di pasar. Expektasi akan adanya perbaikan fundamental perusahaan dan kebijakan yang memberikan kemudahan dalam melaksanakan aksi korporasi dapat menjadi pendorong yang signifikan bagi pertumbuhan jumlah emiten yang melantai di BEI.

Sehubungan dengan itu, investor diharapkan untuk tetap memantau perubahan pasar dan menyusun strategi investasi yang matang. Dengan adanya prospek IPO yang menjanjikan dan kebijakan yang mendukung, diharapkan pasar modal Indonesia dapat tumbuh dan berkembang lebih baik lagi menjelang tahun depan.

Perkembangan di pasar modal, terutama terkait dengan IPO dan IHSG, akan terus menjadi fokus utama bagi para pelaku pasar dan investor, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap perekonomian nasional secara keseluruhan.

Berita Terkait

Back to top button