Pelatih Barcelona, Hansi Flick, mengungkapkan rasa bangganya setelah timnya berhasil meraih kemenangan dramatis 3-2 atas Real Madrid dalam final Copa del Rey pada 27 April. Kemenangan ini menandai pencapaian ke-32 gelar untuk Barcelona di turnamen tersebut, memperkuat posisi klub di antara raksasa sepak bola Spanyol. Flick mengatakan bahwa para pemainnya akan merayakan pencapaian ini tanpa menunda.
“Ini adalah malam yang sangat sempurna. Saya sangat bangga. Para pemain menunjukkan perjuangan luar biasa tanpa pernah menyerah,” kata Flick, menambahkan bahwa semua pihak, mulai dari klub hingga penggemar, berhak merasa bangga.
Momen awal pertandingan sangat mendebarkan ketika Pedri membuka keunggulan untuk Barcelona. Namun, Real Madrid tidak tinggal diam, dan Kylian Mbappe serta Aurelien Tchouameni berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-1 untuk Madrid. Barcelona, meski tertinggal, menunjukkan mentalitas juara. Gol-gol dari Ferran Torres dan Jules Kounde di babak perpanjangan waktu memastikan mereka mengangkat trofi.
Flick juga mengungkapkan pentingnya gelar ini, terutama dalam konteks persaingan sengit dengan Madrid. “Memenangkan gelar dalam partai seperti clasico selalu terasa spesial. Saya bahagia untuk para pemain dan ribuan penggemar yang hadir,” ujarnya.
Setelah kegembiraan itu, Flick menekankan pentingnya pemulihan dan fokus pada target berikutnya. Barcelona saat ini memimpin klasemen Liga Spanyol dengan 76 poin, unggul empat poin dari Madrid, dan mereka memiliki peluang untuk meraih treble musim ini. “Kami harus terus bekerja,” ujarnya.
Seiring dengan kemenangan yang dirayakan, situasi di kubu Madrid tampak kurang menggembirakan. Pelatih Carlo Ancelotti menunjukkan kekecewaannya dengan hasil akhir, merasa timnya seharusnya dapat meraih hasil lebih baik. “Kami hampir menang, tetapi kebobolan gol yang aneh di menit akhir. Namun, melawan Barcelona, hal itu bisa terjadi,” komentarnya.
Sementara itu, situasi di dalam tim Madrid tidak kalah dramatis. Bek Antonio Rudiger terancam sanksi setelah terlibat insiden melempar benda ke arah wasit. Tindakan tersebut melanggar kode etik dari Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), dan dia bisa menerima skorsing di Piala Raja Spanyol musim depan. Selain itu, Jude Bellingham dan Lucas Vazquez juga terancam sanksi larangan dua pertandingan karena peran mereka dalam insiden pasca pertandingan.
Dari sisi Barcelona, keberhasilan ini memunculkan optimisme tinggi. Blaugrana tidak terkalahkan di kompetisi domestik sejak akhir Desember dan kini berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan gelar Liga Spanyol. Mereka juga bersiap menghadapi Inter Milan di Liga Champions sebelum melanjutkan persaingan dengan tim yang berada di peringkat terakhir, Valladolid.
Meskipun banyaknya tantangan di depan, Hansi Flick optimis tentang masa depan timnya. Dilihat dari performa sejauh ini, Barcelona menunjukkan potensi besar untuk mencapai sukses lebih lanjut dan merayakan lebih banyak trofi. Flick menegaskan bahwa kepercayaan diri tim semakin tinggi, dan mentalitas positif para pemain menjadi kunci kinerja mereka.
Dengan atmosfer kemenangan, semua mata kini tertuju pada langkah selanjutnya bagi Barcelona. Pertandingan lanjutan menghadapi Real Madrid di La Liga pada 11 Mei menjadi fase krusial yang dapat menentukan nasib gelar. Barcelona bertekad untuk tidak hanya meraih sukses di Copa del Rey, tetapi juga mengunci posisi mereka di kompetisi lainnya dengan performa maksimal.