Bank Sampoerna Catat Laba Bersih Rp15 Miliar di 2024!

PT Bank Sahabat Sampoerna mencatatkan laba bersih sebesar Rp15 miliar pada tahun 2024, mengalami penurunan signifikan sebesar 75,74% dibandingkan dengan laba bersih Rp62 miliar pada tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya beban penurunan nilai aset keuangan yang naik 35% Year on Year (YoY) menjadi Rp281 miliar. Hal ini disampaikan oleh Direktur Finance & Business Planning Bank Sampoerna, Henky Suryaputra, dalam rilis persnya pada Rabu (9/4/2025).

Henky menjelaskan bahwa beban penurunan nilai tersebut merupakan langkah antisipatif terhadap potensi penurunan kualitas kredit yang disalurkan. Dengan kondisi ini, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) dijaga pada tingkat 3,8%, sementara NPL neto berada di level 2%. “Kami berkomitmen untuk menjaga kualitas kredit dan responsif terhadap dinamika pasar,” ungkapnya.

Dalam konteks intermediasi, Bank Sampoerna berhasil menyalurkan pinjaman total sebesar Rp12,1 triliun pada 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 6,2% dibandingkan tahun 2023. Sebagian besar dari penyaluran pinjaman tersebut ditujukan untuk segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang mencapai Rp7,4 triliun atau setara dengan 61,2% dari keseluruhan pinjaman yang diberikan.

Selain itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Sampoerna juga menunjukkan pertumbuhan. Pada 2024, DPK mencapai Rp13,3 triliun, tumbuh 4,1% YoY dari Rp12,8 triliun pada tahun sebelumnya. Henky menambahkan bahwa pertumbuhan yang seimbang antara kredit dan DPK mendukung pengelolaan likuiditas yang sehat. Rasio loan to deposit (LDR) Bank Sampoerna tercatat pada level 90,8%, yang dianggap cukup ideal dalam menyeimbangkan likuiditas serta efisiensi.

Namun, CEO Bank Sampoerna, Ali Yong, mengungkapkan bahwa tantangan tetap menghadang di tahun ini. Menurutnya, akses terhadap pembiayaan yang tepat dan layanan keuangan yang memadai sangat penting untuk kelangsungan berbagai bisnis, terutama bagi UMKM yang menjadi fokus utama bank ini. “Kami berkomitmen untuk terus melayani nasabah UMKM dan memastikan bahwa sektor usaha ini tetap tumbuh meskipun dalam kondisi yang penuh tantangan,” kata Yong.

Pertumbuhan yang dicapai oleh Bank Sampoerna juga diproyeksikan berkelanjutan meskipun harus mengatasi berbagai kendala di pasar. “Fundamental yang kuat dengan rasio kecukupan modal sebesar 28,4% merefleksikan kesiapan kami untuk menghadapi tantangan-tantangan yang mungkin muncul,” jelasnya lebih lanjut.

Berdasarkan data yang ada, tak dapat dipungkiri bahwa meskipun laba bersih mengalami penurunan, kondisi fundamental Bank Sampoerna menunjukkan optimisme untuk tumbuh dalam jangka panjang. Dengan komitmen untuk meningkatkan kualitas kredit dan mendukung sektor UMKM, Bank Sampoerna berupaya menjaga keberlanjutan layanannya kepada masyarakat.

Dengan posisi pasar yang terus beradaptasi dan berbagai strategi yang telah diterapkan, Bank Sampoerna diharapkan mampu memantapkan posisinya sebagai lembaga keuangan yang mendukung perkembangan ekonomi lokal, sekaligus menjaga kesehatan finansial dalam menghadapi tantangan yang ada di masa mendatang.

Berita Terkait

Back to top button