
PT Bank Permata Tbk (BNLI) telah memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp1,08 triliun atau setara dengan Rp30 per saham untuk tahun buku 2024. Keputusan ini telah disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung pada Rabu, 9 April 2025. Pembagian dividen tersebut menandakan kinerja positif yang dicapai Bank Permata sepanjang tahun 2024.
Direktur Utama Bank Permata, Meliza M. Rusli, menyatakan bahwa pembagian dividen ini mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. “Bank Permata tetap berkomitmen untuk tumbuh bersama menjalin hubungan jangka panjang dan menciptakan nilai berkelanjutan dengan Bangkok Bank dan seluruh pemangku kepentingan,” tambahnya dalam keterangannya.
Laporan keuangan Bank Permata menunjukkan bahwa perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,6 triliun pada tahun 2024. Hal ini mencerminkan peningkatan yang signifikan dalam kinerja perusahaan. Salah satu indikator pertumbuhan yang terlihat adalah peningkatan rasio Loan-to-Deposit (LDR) menjadi 83%, naik dari 75% pada 2023. Total aset Bank Permata juga mengalami pertumbuhan sebesar 0,6% menjadi Rp259 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari segi pendanaan, Bank Permata berhasil mengumpulkan total simpanan nasabah sebesar Rp185 triliun dengan rasio CASA mencapai 55%. Selain itu, rasio Cost-to-Income (CIR) perusahaan juga menunjukkan efisiensi yang meningkat, dengan angka terbaru berada di kisaran 50%, lebih baik daripada 52% pada tahun 2023.
Bank Permata juga berhasil mencatatkan pertumbuhan dalam penyaluran kredit, yang naik sebesar 9% secara tahunan menjadi Rp155 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor korporasi yang berkembang pesat, mencatatkan kenaikan 12% menjadi Rp89 triliun. Sementara itu, sektor komersial dan konsumer masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 6% dan 4%.
Meliza M. Rusli sebelumnya juga mengungkapkan keinginan Bank Permata untuk naik kelas ke dalam Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV, yang merupakan status bank jumbo. Saat ini, Bank Permata merupakan salah satu bank dengan permodalan tertinggi di antara kelompok KBMI III. Meliza menekankan bahwa permodalan yang saat ini dimiliki akan digunakan untuk mengembangkan bisnis secara lebih berkelanjutan, bukan hanya untuk meraih target jangka pendek.
Pengelompokan bank berdasarkan KBMI mengacu pada POJK No.12/POJK.03/2021 tentang Konsolidasi Bank Umum. Aturan ini mengklasifikasikan bank berdasarkan modal inti mereka, mulai dari KBMI 1 untuk bank dengan modal kurang dari Rp6 triliun hingga KBMI 4 untuk bank dengan modal inti lebih dari Rp70 triliun.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mengharapkan adanya penambahan bank-bank papan atas dalam kelompok KBMI IV dalam beberapa tahun ke depan. Program ini bertujuan untuk memperkuat industri perbankan di Indonesia dan meningkatkan daya saing bank-bank lokal di pasar global.
Dengan pertumbuhan yang positif serta komitmen untuk menciptakan nilai berkelanjutan, Bank Permata tampaknya berada di jalur yang tepat untuk memperkuat posisinya di industri perbankan Indonesia. Pembagian dividen yang substansial ini tidak hanya memberikan keuntungan bagi pemegang saham, tetapi juga mencerminkan keberhasilan strategi pertumbuhan dan efisiensi operasi yang diterapkan oleh manajemen bank.