Bank Mandiri dan BSI Eksplorasi Rencana Penerbitan Surat Utang

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. tengah mempersiapkan rencana penerbitan surat utang untuk menghadapi jatuh tempo yang dijadwalkan pada kuartal kedua tahun 2025. Keputusan ini menjadi salah satu langkah strategis untuk mempertahankan likuiditas dan mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Bob Tyasika Ananta, Wakil Direktur Utama BSI, mengungkapkan bahwa pihaknya akan menerbitkan sukuk, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai tanggal dan nilai penerbitan tersebut. “Tahun lalu sudah terbit sukuk, tahun ini juga kami lakukan, dan tahun depan rencananya akan menerbitkan lagi. Kami memperkirakan untuk tahun ini bisa antara Rp3 triliun sampai dengan Rp4 triliun, tergantung pada kondisi pasar,” jelas Bob dalam wawancaranya pada Selasa, 15 April 2025.

Di pihak Bank Mandiri, Sekretaris Perusahaan M. Ashidiq Iswara menyatakan optimisme terhadap kemampuan likuiditas perusahaan dalam memenuhi kewajiban utangnya, termasuk pelunasan obligasi. Ia menegaskan, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pengelolaan likuiditas yang hati-hati menjadi faktor pendukung utama. “Pendekatan ini kami lakukan untuk menjaga struktur pendanaan yang sehat sekaligus mendukung ekspansi bisnis yang berkelanjutan,” ujarnya.

Sebelumnya, Bank Mandiri mencatat bahwa mereka telah menerbitkan obligasi Global Bond senilai US$800 juta melalui program Euro Medium Term Notes (EMTN) pada bulan Maret 2025. Selain itu, mereka juga baru-baru ini menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan sebesar Rp5 triliun, yang termasuk dalam program Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I senilai total Rp10 triliun. Menurut Ashidiq, langkah ini mencerminkan komitmen bank dalam mendukung pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.

Menurut data dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), beberapa bank, termasuk Mandiri dan BSI, telah dijadwalkan menghadapi jatuh tempo surat utang pada kuartal kedua 2025. Pefindo juga mencatat bahwa likuiditas bank saat ini masih dalam kondisi yang baik untuk melunasi surat utang yang mendekati tanggal jatuh tempo. Analyst Pefindo, Danan Dito, menilai bahwa likuiditas bank tetap kuat meskipun ada tantangan dari faktor eksternal seperti perang dagang yang berkepanjangan.

“Jika dilihat dari segi kemampuan membayar utang, seharusnya tidak ada masalah besar untuk bank-bank tersebut. Namun, untuk rencana penerbitan surat utang di masa depan, setiap bank perlu melihat kembali prospek ke depan, mempertimbangkan situasi yang ada,” tambah Dito. Prediksi ini penting mengingat dinamika pasar yang dapat dipengaruhi oleh suku bunga dan nilai tukar.

Dengan kondisi yang saat ini berlangsung, baik Bank Mandiri maupun Bank Syariah Indonesia perlu melakukan penyesuaian terhadap strategi pendanaan mereka dengan mempertimbangkan situasi pasar yang dinamis. Hal ini akan menjadi bagian dari upaya mereka untuk menjaga keseimbangan keuangan serta memastikan keberlanjutan operasional di masa mendatang, terutama di tengah tantangan ekonomi yang ada.

Secara keseluruhan, rencana penerbitan surat utang oleh Bank Mandiri dan BSI mencerminkan sikap proaktif dari kedua institusi dalam mengelola likuiditas dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan memperhatikan dinamika pasar dan respons terhadap tantangan eksternal, kedua bank diharapkan dapat menjalankan strategi bisnis yang efektif dan efisien demi kepentingan nasabah dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Berita Terkait

Back to top button