Bank Mandiri: BI Tahan Suku Bunga Demi Stabilitas Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mengungkapkan pandangannya terkait keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 5,75% pada April 2025. Langkah tersebut diambil dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketegangan perdagangan global yang semakin meningkat. Menurut Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, pentingnya stabilitas nilai tukar menjadi prioritas jangka pendek, meskipun inflasi domestik masih dalam angka yang rendah.

Dalam keterangannya, Ashidiq menyatakan bahwa kondisi makroekonomi yang saat ini stabil dan didukung oleh inflasi yang terkendali membuka peluang bagi pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut. "Kami melihat adanya ruang bagi penurunan suku bunga Bank Indonesia sebesar 25 basis poin pada paruh kedua 2025, yang sejalan dengan proyeksi dari sejumlah lembaga riset internasional," tambahnya.

Sebagai bank dengan peran besar dalam ekonomi nasional, Bank Mandiri tetap berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Ashidiq menekankan bahwa likuiditas perbankan yang memadai, bersama dengan kebijakan fiskal pemerintah yang ekspansif, diharapkan dapat mendorong ekspansi kredit yang berkelanjutan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa penyesuaian suku bunga kredit dan simpanan perlu mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk kondisi likuiditas internal, strategi bisnis, serta dinamika pasar dan kebijakan moneter.

Sehubungan dengan suku bunga dasar kredit (SBDK), per 28 Februari 2025, Bank Mandiri mencatat suku bunga untuk segmen korporasi sebesar 8,50%, untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar 12,5%, dan untuk non-KPR sebesar 12%. Ashidiq menambahkan, "Kami akan terus memantau perkembangan ekonomi dan pasar untuk memastikan kebijakan suku bunga kami tetap kompetitif serta mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan."

Keputusan BI untuk menahan suku bunga acuan ini diumumkan pada rapat Dewan Gubernur berlangsung pada 22 dan 23 April 2025. Pada kesempatan itu, Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa keputusan ini konsisten dengan upaya untuk menjaga perkiraan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1%. Perry juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental, terutama di tengah meningkatnya ketidakpastian global.

Dalam analisisnya, Perry menyampaikan bahwa BI akan terus mencermati ruang untuk penurunan BI Rate lebih lanjut, dengan tetap mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah serta prospek inflasi. "Kita perlu mendorong pertumbuhan ekonomi, sambil memastikan bahwa nilai tukar tetap stabil," tambahnya.

Untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap kepada pembaca, berikut adalah ringkasan data penting terkait suku bunga dan kondisi ekonomi saat ini:

  • Suku Bunga Acuan BI Rate: 5,75%
  • Suku Bunga Deposit Facility: 5,00%
  • Suku Bunga Lending Facility: 6,50%
  • Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK):
    • Korporasi: 8,50%
    • KPR: 12,5%
    • Non-KPR: 12%

Keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga ini menjadi bagian dari strategi yang lebih besar dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik. Stabilitas nilai tukar, yang menjadi fokus utama, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang sehat. Dengan langkah-langkah yang diambil ini, Bank Mandiri dan pihak-pihak terkait terus berkomitmen untuk menjaga kestabilan serta memfasilitasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.

Berita Terkait

Back to top button