Bisnis

Bank Danamon (BDMN) Yakin Simpanan Tumbuh Double Digit 2025

PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) menunjukkan keyakinan yang kuat bahwa penghimpunan simpanan atau dana pihak ketiga (DPK) akan tumbuh dengan angka double digit, dalam rentang 10% hingga 15% pada tahun 2025. Keyakinan ini disampaikan oleh Ivan Jaya, yang menjabat sebagai Consumer Funding & Wealth Business Head Bank Danamon, dalam sebuah acara di Jakarta.

Ivan menjelaskan bahwa meskipun ada tantangan ekonomi yang dihadapi oleh sektor perbankan, Bank Danamon telah menyiapkan berbagai strategi untuk menggenjot DPK. Dia menyatakan, “Target growth [DPK]-nya di atas double digit, antara 10%-15%. Lebih tinggi dari industri.” Dalam konteks industri perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa DPK hanya tumbuh sebesar 4,48% secara year-on-year, mencapai Rp8,837 triliun pada Desember 2024.

Salah satu tantangan yang dihadapi Bank Danamon dalam penghimpunan DPK tahun ini adalah peningkatan penerbitan surat utang negara oleh pemerintah. Hal ini, menurut Ivan, dapat mempengaruhi pilihan investor yang cenderung mencari instrumen dengan imbal hasil yang menarik. Dalam menghadapi tantangan tersebut, Bank Danamon berfokus pada pengembangan produk yang mengedepankan transaksi nasabah dan meningkatkan marketing awareness.

Ivan menekankan bahwa pendekatan yang diambil oleh Bank Danamon tidak hanya berkisar pada tawaran bunga tinggi. “Kami mencoba untuk tidak melakukan pendekatan dengan memberikan bunga tinggi, tapi menawarkan model solusi dan transaksi,” jelasnya. Strategi ini diharapkan dapat menarik lebih banyak nasabah untuk melakukan simpanan di Bank Danamon.

Dalam upaya untuk meningkatkan simpanan masyarakat, Bank Danamon juga mencanangkan rasio current account saving account (CASA) pada tingkat 55% dari keseluruhan simpanan. Angka ini dipandang sebagai pencapaian yang lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Fokus pada pertumbuhan CASA sangat penting bagi bank, terutama di segmen konsumer.

Sementara itu, pandangan Bank Indonesia (BI) terhadap pertumbuhan DPK terpantau sedikit lebih konservatif. Dalam laporan terbaru, BI memprediksi adanya perlambatan pertumbuhan DPK pada kuartal I/2025. Proyeksi ini didasarkan pada Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang menunjukkan penurunan signifikan dalam pertumbuhan semua jenis instrumen simpanan. Misalnya, untuk instrumen tabungan, SBT tercatat hanya 63,8%, turun jauh dari 93,2% pada kuartal sebelumnya.

Meski demikian, Bank Indonesia optimis bahwa pertumbuhan DPK di akhir tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan capaian 2024. BI memperkirakan SBT akan mencapai 99,6% pada 2025, menunjukkan optimisme bagi sektor perbankan untuk meningkatkan penghimpunan DPK.

Bank Danamon terus berusaha menyesuaikan diri dengan dinamika pasar dan kebijakan ekonomi yang ada. Seluruh strategi yang diterapkan bertujuan untuk menarik lebih banyak nasabah agar mempercayakan simpanan mereka kepada Bank Danamon. Peningkatan produk dan pelayanan yang inovatif serta program promosi yang menarik menjadi kunci dalam upaya mencapai target pertumbuhan simpanan yang ambisius ini.

Dengan berfokus pada pendekatan yang berbeda dan responsif terhadap kebutuhan nasabah, Bank Danamon berharap dapat tidak hanya mempertahankan tetapi juga meningkatkan pangsa pasar mereka di tengah kompetisi perbankan yang semakin ketat. Melihat data yang ada, keberhasilan pencapaian DPK menjadi penting, tidak hanya bagi bank itu sendiri, tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih luas di Indonesia.

Nadia Permata adalah seorang penulis di situs berita octopus.co.id. Octopus adalah platform smart media yang menghadirkan berbagai informasi berita dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button