
Masyarakat kini semakin menyadari pentingnya mengatasi kebiasaan buruk yang sering mengganggu keseharian. Dalam sesi Pejuang BerKahf Talks yang diadakan oleh Kahf, brand perawatan diri pria, di Jakarta, diberikan sejumlah tips untuk membantu individu, khususnya generasi muda, menghilangkan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan perilaku yang lebih positif.
Menurut Kahf, terdapat tiga pilar penting yang menjadi dasar dalam proses tersebut, yaitu Break the Pattern (Memutus Pola Lama), Fight with Companion (Bertarung dengan Teman), dan Find the Balance (Menemukan Keseimbangan). Ketiga prinsip ini sangat relevan dalam membangun diri dan mencapai perubahan yang berarti.
Pertama, dalam sesi Break the Pattern, peserta diajak untuk mengidentifikasi dan memahami pola yang selama ini menghambat pertumbuhan pribadi. Penting untuk menyadari bahwa setiap perubahan besar diawali dengan langkah kecil. Momen Ramadan dianggap sebagai waktu yang ideal untuk menantang diri sendiri dan berusaha menjadi lebih baik. Misalnya, jika seseorang terbiasa menunda pekerjaan, ia dapat mulai dengan menyelesaikan tugas-tugas kecil setiap harinya. Dengan konsistensi, hal ini dapat menumbuhkan kebiasaan disiplin dalam aktivitas sehari-hari.
Kedua, sesi Fight with Companion menunjukkan pentingnya dukungan sosial dalam mengatasi kebiasaan buruk. Ditekankan oleh Raim Laode bahwa perjuangan tidak perlu dilalui sendirian. Lingkungan yang positif dan mendukung dapat mempercepat proses perbaikan diri. Lautan masalah yang bersumber dari dalam diri, seperti rasa malas dan pola pikir negatif, sering kali menjadi penghalang terbesar. Dalam konteks Ramadan, peserta diajak untuk tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga berjuang melawan ego dan memperkuat kedisiplinan. Dukungan dari teman-teman atau keluarga dapat menjadi motivasi kuat untuk saling mengingatkan dan mendorong satu sama lain dalam proses ini.
Ketiga, dalam sesi Find the Balance, Dr. Andhika Raspati menekankan pentingnya keseimbangan dalam hidup. Menurutnya, setiap individu memiliki standar keseimbangannya masing-masing, yang mencakup aspek kerja, istirahat, ambisi, serta kebahagiaan. Ia menyarankan agar setiap orang mencari ritme hidup yang paling cocok untuk dirinya, tanpa harus mengikuti standar orang lain. Hal ini sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, serta memberikan dampak positif pada kebiasaan sehari-hari.
Dalam konteks Ramadan, Aldian R. Alfaridz dari Kahf mengungkapkan bahwa bulan suci ini adalah momentum yang tepat untuk refleksi diri dan pembaharuan. “Kami berharap setiap individu dapat memanfaatkan Ramadan sebagai titik balik dalam hidup sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan demikian, keberkahan Ramadan dapat dirasakan tidak hanya selama bulan suci, tetapi juga sepanjang tahun,” ujarnya.
Menghilangkan kebiasaan buruk jelas bukan hal yang mudah, namun dengan pendekatan yang sistematis dan dukungan yang tepat, setiap individu dapat mencapai perubahan yang positif. Tiga pilar yang diusulkan oleh Kahf dapat menjadi panduan yang berguna untuk memperbaiki diri. Melalui langkah kecil seperti memutus pola lama, mencari dukungan sosialisasi, serta menjaga keseimbangan hidup, diharapkan setiap orang dapat mengatasi kebiasaan buruk yang menghalangi mereka dari mencapai potensi penuh dalam hidup. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip ini, kesuksesan dalam mengubah perilaku sehari-hari bukanlah hal yang tidak mungkin.