
Pembukaan ASEAN Blue Innovation Expo and Business Matching di Jakarta pada Rabu, 19 Februari 2024, menandai langkah signifikan dalam mendorong ekonomi biru yang berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara. Acara tersebut diresmikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN, Duta Besar Jepang untuk ASEAN, dan Kepala Perwakilan UNDP Indonesia. Lebih dari 600 peserta, termasuk inovator, investor, dan pembuat kebijakan dari ASEAN dan Timor-Leste, hadir untuk menyaksikan komitmen bersama dalam pengembangan ekonomi biru.
Sebagai bagian dari proyek ASEAN Blue Economy Innovation yang didanai oleh Pemerintah Jepang dan dilaksanakan oleh UNDP, acara ini berfungsi sebagai platform strategis untuk investasi di sektor ekonomi biru yang tengah berkembang pesat. Ini adalah upaya untuk memastikan ekonomi biru yang inklusif dan berkelanjutan sambil menjaga kelestarian lingkungan.
Acara ini menonjolkan 60 pemenang dari ASEAN Blue Innovation Challenge (ABIC), yang diadakan sebelumnya. Pemenang tersebut dipilih dari lebih dari 1.300 peserta yang mengajukan beragam solusi inovatif untuk memajukan ekonomi biru. Beberapa solusi mencakup teknologi kecerdasan buatan untuk mendeteksi penyakit pada ikan, budidaya rumput laut yang meningkatkan ketahanan pangan, serta inovasi yang mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar.
Menyitir pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN, Satvinder Singh, pengembangan ekonomi biru memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan ekonomis yang signifikan, dengan estimasi mencapai US$15 triliun atau sekitar 15% dari PDB global. Mengingat bahwa lebih dari 66% wilayah ASEAN ditutupi oleh lautan, pemanfaatan sumber daya laut secara bertanggung jawab menjadi krusial untuk kesejahteraan sosial dan lingkungan.
Inisiatif ASEAN Blue Economy Innovation ini menjadi sangat relevan saat berbagai tantangan lingkungan dan kebutuhan ekonomi meningkat. Proyek ini sejalan dengan ASEAN Blue Economy Framework yang diadopsi pada tahun 2023, menekankan keberlanjutan dalam penggunaan sumber daya laut dan air tawar.
Duta Besar Jepang untuk ASEAN, Kiya Masahiko, menegaskan pentingnya kerja sama dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan keuangan di kawasan ini. Tahun 2023 menjadi tonggak penting karena menandai 50 tahun hubungan baik antara ASEAN dan Jepang, dengan fokus pada inovasi terbuka yang melampaui batas negara.
Sesi utama dari expo mencakup “pitch-fest” di mana para inovator mempresentasikan solusi mereka dalam bidang-bidang penting seperti perikanan berkelanjutan, pariwisata biru, pengelolaan polusi plastik, dan isu iklim. Selain itu, sesi Business Matching and Networking menyambungkan inovator dengan calon investor dan mitra bisnis, menciptakan peluang kolaborasi yang strategis.
Norimasa Shimomura, Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, juga menekankan pentingnya komitmen untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan sejahtera di mana semua masyarakat dapat berkontribusi pada inisiatif ekonomi biru. Dalam prosesnya, sebanyak 27 dari 60 inovator yang dipresentasikan dipimpin oleh perempuan, menunjukkan inklusivitas dalam inovasi yang ditawarkan.
Dengan peluncuran proyek ASEAN Blue Economy Innovation yang dijadwalkan pada Mei 2024, diharapkan akan tercipta peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan peningkatan ketahanan terhadap tantangan lingkungan. Langkah ini pun diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada ekosistem laut dan pesisir.
ASEAN, Jepang, dan UNDP menunjukkan bahwa kolaborasi lintas batas merupakan kunci untuk mendorong tujuan bersama menuju ekonomi berkelanjutan yang mendukung inovasi serta menjaga keberlangsungan lingkungan. Keberhasilan acara ini menggambarkan potensi dan komitmen yang kuat untuk masa depan ekonomi biru di ASEAN dan Timor-Leste.