AS Janji Terus Serang Houthi, Sampai Kapan Akan Berlanjut?

Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan bahwa mereka akan terus melanjutkan serangan terhadap kelompok Houthi di Yaman sampai kelompok tersebut menghentikan serangan mereka terhadap jalur pengiriman di Laut Merah. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Fox News baru-baru ini.

Serangan terbaru AS dilaporkan telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa yang signifikan, dengan pihak kementerian kesehatan Houthi melaporkan sedikitnya 53 orang tewas akibat serangan udara tersebut. Ini merupakan operasi militer terbesar yang dilakukan oleh AS di kawasan Timur Tengah sejak masa pemerintahan Presiden Donald Trump. Kebangkitan serangan ini mencerminkan intensifikasi komitmen AS untuk menjaga kebebasan navigasi di perairan strategis tersebut.

“Begitu Houthi mengatakan kami akan berhenti menembaki kapal Anda, kami akan berhenti menembaki pesawat nirawak Anda. Kampanye ini akan berakhir, tetapi sampai saat itu tiba, kampanye ini tidak akan pernah berhenti,” kata Hegseth. Pernyataan ini menegaskan betapa seriusnya AS dalam menanggapi ancaman terhadap aset yang beroperasi di jalur pelayaran penting itu, yang dianggap sebagai kepentingan nasional utama Amerika.

Di tengah situasi yang semakin tegang, pejabat AS mengisyaratkan bahwa upaya untuk melawan Houthi mungkin akan terus berlangsung. Mereka menyatakan bahwa serangan terhadap posisi Houthi bisa meningkat jika situasi tidak menunjukkan perubahan positif. Houthi sendiri telah menguasai sebagian besar Yaman selama dekade terakhir dan telah melakukan serangkaian serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah, yang semakin mengkhawatirkan pihak AS.

Kaitan antara ketegangan ini dan konflik yang lebih luas di kawasan tidak dapat diabaikan. Setelah dimulainya perang antara Israel dan Hamas pada akhir tahun 2023, Houthi mengklaim bahwa serangan mereka terhadap kapal-kapal merupakan bentuk solidaritas dengan warga Palestina yang terdampak. Komandan Houthi, Abdul Malik al-Houthi, menegaskan bahwa kelompoknya akan melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal Israel yang melewati Laut Merah jika Israel tidak mencabut blokade terhadap bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza.

Sebagai tanggapan, AS menganggap dukungan Iran terhadap Houthi sebagai salah satu faktor yang memperparah situasi. Hegseth menyebutkan bahwa Iran telah terlalu lama mendukung kelompok tersebut, dan tindakan ini menjadi salah satu alasan utama bagi AS untuk mengambil sikap tegas dalam operasi militer mereka. Dalam konteks ini, AS berupaya untuk menjamin kebebasan navigasi dan keamanan perdagangan di Laut Merah.

Krisis kemanusiaan di Yaman juga terus berlanjut, dengan jutaan warga yang membutuhkan bantuan mendesak. Meski fokus utama AS saat ini adalah mengatasi ancaman dari Houthi, dampak dari serangan ini terhadap populasi sipil di Yaman patut menjadi perhatian. Situasi di lapangan menunjukkan bahwa setiap langkah militer yang diambil oleh negara mana pun akan memiliki konsekuensi yang luas bagi stabilitas regional dan situasi kemanusiaan yang sudah kritis.

Dengan meningkatnya ketegangan antara AS dan Houthi, serta ketidakpastian tentang masa depan konflik di Yaman, menjadi semakin jelas bahwa tantangan bagi AS dalam mencapai tujuan mereka di kawasan ini akan semakin besar. Sementara serangan akan terus berlanjut hingga ada perubahan dari pihak Houthi, masyarakat internasional juga harus memantau dengan cermat perkembangan situasi untuk memastikan bahwa upaya bantuan kemanusiaan tidak terganggu oleh konflik yang berkepanjangan.

Back to top button