
PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) mencatatkan kinerja keuangan yang mengesankan pada kuartal pertama tahun 2025 (1Q25), dengan laba bersih tumbuh 38,1% year-on-year (YoY) menjadi Rp 21,1 miliar. Pertumbuhan ini sejalan dengan meningkatnya pendapatan usaha yang mencapai Rp 71,1 miliar, atau naik 54,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Keberhasilan ini muncul berkat normalisasi dampak cuaca ekstrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino yang mencapai puncaknya pada akhir 2023.
Produksi listrik ARKO yang berasal dari Proyek Cikopo, Proyek Tomasa, dan Proyek Yaentu meningkat signifikan menjadi 39,2 GWh, mencatat pertumbuhan 62,9% YoY. Hal ini tidak terlepas dari mulai beroperasinya Proyek Yaentu pada kuartal terakhir tahun lalu. Dengan produksi yang meningkat, Perseroan berhasil mencapai margin laba bersih sebesar 29,7%.
Dalam laporan keuangannya, ARKO juga menunjukkan pertumbuhan total aset yang kuat, yang naik 20,5% YoY menjadi Rp 1.465,9 miliar. Pertumbuhan kas yang mencapai 35,4% YoY berkontribusi pada kondisi finansial yang lebih sehat. Di sisi lain, total liabilitas Perseroan juga meningkat menjadi Rp 993,4 miliar, tumbuh 30,1% YoY. Liabilitas jangka pendek dan jangka panjang tercatat tumbuh masing-masing sebesar 30,5% dan 30,0%.
Presiden Direktur ARKO, Aldo Artoko, mengungkapkan optimismenya terhadap prospek pertumbuhan perusahaan. “Dengan semakin banyak proyek pembangkit yang diselesaikan, kami yakin akan mampu terus menjaga komitmen untuk menerangi Indonesia berbasis energi bersih serta menjalankan bisnis secara berkelanjutan,” katanya. Saat ini, perusahaan memiliki pipeline proyek pembangkit listrik yang mencapai kapasitas total 261,2 MW.
Selama kuartal pertama 2025, ARKO juga mencatatkan progres signifikan pada dua proyek baru, yaitu Proyek Kukusan II di Lampung dengan kapasitas 5,4 MW, dan Proyek Tomoni di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 10 MW. Proyek Kukusan II mencapai kemajuan konstruksi sebesar 70,9%, sementara Proyek Tomoni mencapai 22,7%. Dengan beroperasinya proyek-proyek ini, ARKO memproyeksikan pengurangan emisi karbon dioksida sebesar ±99.937 ton CO2eq per tahun.
Sejak tahun 2017 hingga 2024, ARKO telah berhasil mencatatkan total pengurangan emisi sebesar ±235.950 ton CO2eq, sehingga berkontribusi langsung pada upaya kelestarian lingkungan dan mendukung kebijakan pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060.
Secara keseluruhan, kinerja ARKO menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya fokus pada pertumbuhan finansial, tetapi juga tetap berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan. Dengan berbagai proyek yang sedang berjalan dan potensi pasar yang luas, ARKO siap untuk terus tumbuh dan berkontribusi pada sektor energi hijau di Indonesia.