Apakah Penderita Diabetes Tak Boleh Puasa? Temukan Faktanya!

Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi umat Muslim. Namun, bagi penderita diabetes, muncul pertanyaan penting: Apakah mereka diperbolehkan untuk berpuasa? Masalah ini dijelaskan lebih lanjut oleh Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, yang menegaskan bahwa tidak semua penderita diabetes dilarang untuk menjalankan puasa.

Menurut Prof. Dante, penderita diabetes dapat dibagi ke dalam tiga golongan terkait kemampuan mereka untuk berpuasa. Pertama, ada golongan yang boleh berpuasa seperti orang sehat tanpa ada kendala. Golongan kedua merupakan mereka yang harus berkonsultasi lebih lanjut dan menyesuaikan jenis serta dosis obat agar tidak membahayakan kesehatan. Dan terakhir, golongan ketiga adalah mereka yang tidak diperbolehkan untuk berpuasa sama sekali.

Bagi mereka yang tergolong dalam golongan pertama, syarat utamanya adalah kemampuan untuk mengontrol kadar gula darah. Prof. Dante menjelaskan, “Yang boleh berpuasa adalah mereka yang gulanya terkontrol tanpa penggunaan obat, baik melalui diet maupun olahraga.” Dengan menjaga pola makan dan beraktivitas secara rutin, penderita diabetes bisa menjalani ibadah puasa tanpa masalah.

Sementara itu, bagi golongan kedua, di mana para pasien perlu berkonsultasi, penting untuk memperhatikan pengaturan obat. “Tipsnya adalah tetap mengkonsumsi golongan sulfonilurea saat berbuka puasa, bukan saat sahur, untuk menghindari penurunan gula darah yang drastis,” tambahnya. Penting bagi penderita diabetes untuk selalu memantau kadar gula darah mereka agar tidak berisiko.

Namun, ada juga pasien diabetes yang tidak diperbolehkan untuk berpuasa. Prof. Dante menyebutkan bahwa mereka yang memerlukan obat-obatan untuk mengontrol gula darah, atau yang sudah mengalami komplikasi serius akibat diabetes, sangat dianjurkan untuk tidak berpuasa. Beberapa komplikasi yang diwaspadai mencakup kegagalan ginjal, gagal jantung, dan stroke. “Tidak boleh berpuasa bagi mereka yang menggunakan sulfonilurea dalam dosis tinggi dan belum terkontrol gula darahnya,” tegasnya.

Hal ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan untuk berpuasa atau tidak sangat bergantung pada kondisi kesehatan individual masing-masing pasien. Penting bagi penderita diabetes untuk melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk menjalani puasa. Dokter akan membantu menentukan apakah puasa akan berdampak pada kesehatan mereka.

Bagi umat Muslim yang menderita diabetes, disarankan untuk tidak mengambil keputusan sepihak tanpa pertimbangan dari ahli medis. Dalam situasi ini, kesehatan harus menjadi prioritas utama. Jika puasa dapat dilakukan dengan aman, tentu itu akan menjadi pengalaman spiritual yang berharga. Namun, jika kondisi kesehatan tidak memungkinkan, mempertahankan kesehatan adalah lebih penting daripada menjalankan ibadah puasa.

Tentu saja, setiap individu memiliki respons yang berbeda terhadap puasa, dan cara tubuh bereaksi pun berbeda-beda, terutama bagi penderita diabetes. Oleh karena itu, memahami kondisi spesifik dan berkonsultasi secara aktif dengan dokter akan sangat membantu dalam menentukan pilihan yang tepat. Semua ini penting supaya saat menjalani ibadah puasa, kesehatan tetap terjaga dan risiko komplikasi dapat diminimalisir.

Berita Terkait

Back to top button