Anak-anak di Gaza Tewas Mengenakan Baju Lebaran Baru Akibat Serangan

MUSLIM Palestina di Jalur Gaza merayakan Hari Raya Idul Fitri pada Minggu (30/3), namun perayaan tersebut berlangsung dalam suasana duka dan kesedihan yang mendalam. Di tengah konflik yang berkepanjangan, serangan udara oleh Zionis Israel kembali mengguncang Gaza, menewaskan puluhan orang, termasuk anak-anak yang saat itu sedang merayakan hari raya dengan mengenakan pakaian baru.

Ketua Presidium Aqsa Working Group (AWG), M. Anshorullah, mengungkapkan betapa memilukannya situasi di Gaza saat perayaan Idul Fitri. Dia menyebutkan, banyak warga yang melaksanakan shalat Idul Fitri di lapangan yang dikelilingi oleh puing-puing gedung yang hancur akibat serangan bom Israel. Terutama di Kota Khan Younis dan Jabalia, di mana masjid-masjid juga tidak luput dari dampak serangan tersebut.

“Kegiatan shalat Id berjalan di antara puing-puing yang menyisakan ingatan kelam. Masyarakat berusaha merayakannya dalam kesulitan yang luar biasa,” ungkap Anshorullah, seperti dikutip dari Antara.

Beberapa jam setelah pelaksanaan shalat, Zionis Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan sedikitnya 20 orang, mayoritas dari mereka adalah anak-anak dan perempuan. Anshorullah melaporkan bahwa banyak korban adalah anak-anak yang tewas bersatu dengan keluarga mereka, mengenakan baju dan sepatu baru yang diberikan untuk merayakan Hari Raya. “Banyak anak-anak yang syahid masih menggenggam koin hadiah dari keluarga,” katanya dengan nada sedih.

Kondisi di Gaza semakin memburuk dengan adanya blokade yang telah berlangsung lama. Anshorullah menjelaskan bahwa persediaan makanan di wilayah tersebut sangat minim. Sejak dua pekan terakhir, tidak ada bantuan kemanusiaan yang diizinkan melintas di semua perbatasan, meninggalkan ribuan warga Palestina dalam situasi yang sangat memprihatinkan.

Di sisi lain, di Kota Jenin, Tepi Barat, situasi tidak kalah tragis. Warga yang sedang berkumpul dengan keluarga berhadapan dengan tindakan represif dari pasukan Israel, yang melepaskan gas air mata. Kesaksian ini menambah panjang daftar pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi selama konflik yang berkepanjangan ini.

Panjangnya daftar korban yang jatuh dalam situasi seperti ini, terutama anak-anak, menunjukkan betapa rentannya mereka dalam menghadapi konflik bersenjata. UNICEF sendiri telah memperingatkan bahwa blokade bantuan oleh Israel mengancam nyawa banyak anak-anak di Gaza. Data menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga dari populasi Gaza adalah anak-anak, dan meningkatnya angka kematian di kalangan anak-anak selama serangan ini sangat memprihatinkan.

Masyarakat internasional diharapkan dapat melihat situasi ini dengan lebih jelas. Momen-momen perayaan seharusnya tidak berujung pada tragedi. Dalam konteks perayaan Idul Fitri, harapan masyarakat untuk kebahagiaan dan kedamaian seharusnya direspon dengan tindakan nyata dari dunia internasional untuk mengakhiri kekerasan yang telah berlangsung lama.

Perayakan Idul Fitri di Gaza bukan hanya menjadi agenda ibadah, tetapi juga sebuah pengingat akan kebutuhan mendesak untuk menghentikan konflik dan memastikan akses bantuan kemanusiaan bagi warga sipil yang membutuhkan. Pakaian baru yang dikenakan anak-anak pada hari raya seharusnya menjadi simbol kebahagiaan, bukan menjadi ironi di tengah tragedi dan duka yang mendalam.

Berita Terkait

Back to top button