Amazon, perusahaan e-commerce terkemuka asal Amerika Serikat, resmi mengumumkan penutupan Appstore untuk Android setelah 14 tahun beroperasi. Penutupan toko aplikasi ini direncanakan efektif pada tanggal 20 Agustus 2025. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama para pengembang aplikasi, karena diperkirakan akan berdampak pada lebih dari 600.000 developer di seluruh dunia.
Selama ini, Amazon Appstore mencoba bersaing dengan Google Play, tetapi tampaknya tidak mampu memenuhi ekspektasi. Dengan hanya memiliki 500.000+ aplikasi, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 3,5 juta aplikasi yang tersedia di Google Play, Amazon Appstore mulai kehilangan daya tariknya. Masyarakat banyak beralih ke Google Play, di mana sekitar 90% aplikasi yang ada di Amazon juga sudah tersedia. Analis dari GSMArena menilai langkah ini sebagai upaya rasional dari Amazon untuk bertahan amidst persaingan yang semakin ketat, di mana perbedaan nilai jual dan keunikan dari layanan Amazon tidak cukup signifikan untuk menarik perhatian pengguna.
Tanggal 21 Februari 2025 menjadi tonggak awal penutupan Appstore, saat Amazon menghentikan program Amazon Coins, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna untuk membeli aplikasi dan in-app purchases. Dengan penghentian ini, para pengembang aplikasi tidak lagi dapat menyetor aplikasi baru, dan diperkirakan akan ada gangguan dalam pengalaman pengguna. Sementara itu, untuk saldo koin yang belum digunakan, Amazon menjanjikan refund, meskipun mekanisme detailnya belum diumumkan. Pengguna disarankan untuk menghabiskan saldo mereka sebelum batas waktu pada Agustus mendatang.
Kepada Phone Arena, Amazon menjelaskan bahwa penutupan Appstore juga berdampak pada penghentian beberapa aplikasi populer, salah satunya Lords Mobile. Langkah ini juga akan menghapus saluran distribusi alternatif bagi lebih dari 600.000 pengembang aplikasi, yang dapat berpotensi merugikan banyak pengusaha kecil dalam industri teknologi.
Dari segi teknis, Amazon Appstore sering dianggap sulit diakses karena pengguna diharuskan untuk melakukan sideload aplikasi secara manual dengan mengaktifkan opsi “Install from unknown sources”, yang menimbulkan kekhawatiran akan keamanan perangkat. Banyak pengguna yang enggan melakukan langkah-langkah ini, yang berdampak negatif pada jumlah pengguna aktif di platform tersebut.
Walaupun Amazon memutuskan untuk menutup Appstore untuk Android, mereka menyatakan bahwa mereka akan tetap mempertahankan Appstore untuk perangkat Fire Tablet dan Fire TV. Fokus mereka selanjutnya adalah integrasi layanan seperti Alexa dan Prime Video dalam ekosistem pihak ketiga, yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk-produk Amazon di pasar global.
Keputusan untuk menutup Appstore bagi Android pastinya menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan Amazon dalam industri aplikasi. Sementara fokus mereka bergeser ke produk dan layanan lain, dampak dari penghapusan Appstore ini akan terasa tidak hanya bagi pengguna tetapi juga bagi para pengembang yang bergantung pada platform ini untuk mendistribusikan karya-karya mereka. Dengan bersaing di ranah yang keras dan berubah-ubah, langkah-langkah yang diambil Amazon ke depan akan menjadi hal yang menarik untuk diamati, terutama bagaimana mereka akan mengimbangi ketertinggalan dari kompetitor utama dalam ekosistem aplikasi mobile.