
Pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, umat Islam di seluruh dunia berusaha meningkatkan ibadah sebagai upaya mencari malam yang penuh berkah, yaitu Lailatul Qadar. Malam ini memiliki makna mendalam, di mana keutamaannya diungkapkan dalam Al-Qur’an, yang menyebutkan bahwa Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan (QS Al-Qadr: 3). Namun, bagi wanita yang sedang haid, tantangan berbeda muncul dalam menjalankan ibadah pada malam yang istimewa ini.
Berdasarkan informasi dari NU Online, meskipun wanita haid tidak diizinkan untuk melakukan salat atau membaca Al-Qur’an secara langsung, terdapat berbagai amalan lain yang dapat dilakukan untuk meraih berkah di Lailatul Qadar. Berikut adalah beberapa cara yang dapat diambil oleh wanita haid untuk tetap mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Bersedekah
Sedekah adalah salah satu bentuk amal yang sangat dianjurkan selama bulan Ramadan. Dalam hadis, Rasulullah SAW menegaskan bahwa sedekah di bulan Ramadan memiliki keutamaan tersendiri. Wanita haid dapat terlibat dalam berbagai bentuk sedekah, baik itu berupa uang, bahan makanan, atau pelayanan kepada orang lain, untuk mendapatkan pahala yang besar.Berzikir
Mengingat Allah Swt melalui dzikir adalah amalan yang dapat dilakukan oleh semua Muslim, termasuk wanita haid. Dalam riwayat, meskipun dalam keadaan haid, wanita masih diperbolehkan untuk bertakbir dan berdoa. Dzikir dapat dilakukan kapan saja, termasuk pada malam-malam istimewa tersebut.Berselawat
Melantunkan selawat kepada Nabi Muhammad SAW merupakan amalan yang sangat dianjurkan dan tidak terbatas pada waktu tertentu. Wanita haid dapat memperbanyak selawat dalam hati atau lisan, sebagai bentuk penghormatan dan cinta kepada Rasulullah SAW.Menuntut Ilmu
Pada malam yang penuh berkah ini, wanita haid dapat memanfaatkan waktu dengan menuntut ilmu. Banyak cara yang dapat dilakukan, seperti mengikuti kajian online, membaca buku agama, atau mendengarkan ceramah. Dalam Islam, menuntut ilmu adalah bentuk ibadah yang sangat kuat dan diperintahkan.- Menghafal Al-Qur’an
Menurut Imam Nawawi, wanita haid diperbolehkan untuk melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dalam hati. Meskipun tidak bisa menyentuh mushaf atau membaca secara lisan, wanita haid dapat menghafal dan mengingat ayat-ayat Al-Qur’an, sehingga tetap bisa terhubung dengan kitab suci.
Ragam amalan yang dapat dilakukan ini memberikan kesempatan bagi wanita haid untuk tetap mendapatkan pahala dan mendekatkan diri kepada Allah Swt dalam suasana yang penuh keberkahan. Dengan bersedekah, berzikir, berselawat, menuntut ilmu, dan menghafal Al-Qur’an, wanita haid tetap dapat meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar, meskipun dibatasi oleh kondisi fisik mereka. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang, terlepas dari kondisi mereka, memiliki peluang untuk beribadah dan mendapatkan pengampunan serta rahmat Allah. Melalui pendekatan yang inklusif ini, harapannya adalah agar setiap individu senantiasa termotivasi untuk beramal baik, terutama di bulan yang suci ini.